Senin, 24 November 2014

Konsep Dasar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Neonatus
2.1.1 Pengertian
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010)
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat
2.1.2 Manifestasi klinis neonatus normal
    Menurut Sarwono Prawiroharjo tahun 2002 :
1)        Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
2)        Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.
3)        Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).
4)        Berat badan 2500 gram- 4000 gram.
5)        Panjang badan lahir 48-52 cm.
6)        Lingkar kepala 33-35cm.
7)        Lingkar dada 30-38 cm.
8)        Lingkar lengan atas 11 cm.
9)        Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
10)    Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.
11)    Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak tangan, bayi akan mengengam.
12)    iGenatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan).
13)    Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).
14)    Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.mekonium bewarna coklat kehijauan.
15)     Kesadaran
 Enam keadaan tentang kesadaran pada bayi baru lahir :
o    Menangis
Keadaan menangis bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif menangis. Tangis yang normal adalah kuat dan keras/nyaring.
o    Tidur nyenyak
Keadaan tidur tenang bayi jarang bergerak dan pernapasan lambat serta teratur.    
o    Tidur dengan gerakan mata yang tepat (REM, rapid eye movement)
Keadaan tidur REM bayi bernafas tidak teratur dan meringis serta gerakan mata yang cepat.
o    Aktif - sadar
Keadaan aktif-sadar, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif dengan ekpresi wajah tenang atau meringis.
o    Tenang - sadar
Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tapi relaks. Mata terbuka dan terfokus.
o    Transisional
Keadaan transisional bayi mengalami dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar lainnya.

Karakteristik Khusus Neonatus menurut Hamilton (2005 : 217-221) :
a.       Kepala
      Kepala neonatus ¼ dari panjang tubuh keseluruhan. Lingkar kepala bayi berkisar 12 ½ inci – 4 inci (31-35,5 cm), pada tulang kepala dapat terjadi saling tindih yang disebut molding.
                       Diantara 2 tulang atau lebih yang menjadi satu terdapat ruang yang disebut pontanela (ubun-ubun kecil) denyutan kadang terlihat. Fontanela anterior lebih besar (bregma) tertutup sampai usia 18 bulan. Fontanela posterior tertutup bulan kedua pontanela anterior cekung menandakan dehidrasi, fontanel menonjol menunjukkan peningkatan tekanan intra kranial.
b.  Kulit, kulit bayi sangat halus, merah kehitaman karena tipis dan lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler. Karakteristik pada kulit bayi berupa:
1)   Vernik kaseosa
      Berupa pasta seperti keju yang melindungi kulit selama kehidupan di intra uterin dalam cairan amnion, setelah lahir vernik kaseosa hilang dalam 2 atau 3 hari.
2)   Milla
      Bintik keputihan khas pada hidung, pipi dan dahi bayi baru lahir, milla bertahap hilang sekitar 2 minggu.
3)   Lanugo
Adalah rambut halus yang terdapat pada bahu, bokong, dan extremitas dan menghilang selama minggu pertama kehidupan.
4)   Eritema toksikum
      Ini adalah jenis dari “alergi kemerahan” yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi normal dan menghilang secara bertahap.



5)   Bercak mongolian
      Terkadang, terdapat area bercak lebar hitam berpigmen pada bokong atau bagian bawah bayi dengan warna kulit kuning, menghilang sekitar 1 atau 2 tahun pertama.
6)   Tanda lahir (nevi)
      Bersifat sementara dan permanen, akibat kelainan struktur pigmen, pembuluh darah rambut atau jaringan lainnya.
7)   Ikterik
      Warna kuning pada kulit atau sklera mata disebabkan karena bilirubin berlebihan dalam darah dan jaringan, imaturitas hepar bayi baru lahir, menghilang sekitar hari ke tujuh yang biasa disebut ikterik neonatum.
c.  Rambut dan kuku
      Rambut bayi mungkin panjang dan tebal atau mungkin botak, bulu mata dan alis terdapat sejak lahir. Kuku jarinya mungkin panjang dan cukup tajam.
d.  Payudara
      Payudara pada bayi laki-laki dan perempuan mungkin terlihat membesar karena banyaknya hormon wanita dan darah ibu, kadang mensekresi colostrom.
e.   Genetalia
 Pada laki-laki testis normalnya turun selam kehidupan intrauterin dan telah berada pada kantung skrotum pada saat lahir. Pada bayi perempuan labia minora dan klitorisnya mungkin membengkak saat lahir akibat tingginya hormon wanita dalam darah ibu. Keluaran lendir putih pada vagina kadang dengan darah (perdarahan withdrawal). Reflek yang ditemukan pada neonatus yang normal menurut Ladewidg (2005 : 174) adalah sebagai berikut



Reflek normal pada bayi lahir, menurut Ladewidg (2005:174) :
1)   Refleks moro
      Didapat dengan cara memberikan isyarat (teriakan, gerakan mendadak) pada bayi. Respon bayi baru lahir berupa menghentakkan tangan dan kaki lurus kearah ke luar, lutut fleksi dan bayi mungkin menangis.
2)   Refleks menggenggam
      Didapat dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan sebuah obyek atau jari. Respon bayi berupa menggenggam dan memegang erat.
3)   Refleks menghisap
      Didapat saat sisi mulut bayi baru lahir atau dagu disentuh. Sebagai respon bayi akan menoleh dan membuka mulut untuk menghisap obyek.
4)   Rotting refleks
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk memperoleh makanan.
Reflek lain yang ditemukan menurut Bobak and Jensen (2000 : 575).
1)   Refleks tonus leher
      Reflek tonik leher atau reflek ”angguk” diobservasi pada neonatus dalam posisi terlentang. Ketika kepala bayi digerakkan ke kiri atau kanan, bayi membentangkan tangannya kemana kepalanya digerakkan dan menekukkan tangan yang berlawanan. Reflek ini tidak terlihat pada bayi usia 1 hari. Reflek ini dapat diamati sampai bayi berusia 3-4 bulan. Reflek yang terus menerus pada bayi yang melebihi usia 4 bulan menunjukkan adanya kelumpuhan pada otak.
2.1.3 Pemeriksaan fisik neonatus (Head to toe)
a. Kepala        
:
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, cephal haetoma, hidrosefalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.
b. Muka
:
Tanda-tanda paralisis
c. Mata
:
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.
d. Telinga
:
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.
e. Hidung
:
Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan
f. Mulut
:
Kesimetrisan, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, labio skiziz/palatoskisis, trush, sianosis.
g. Leher
:
Kesimetrisan, pembengkakan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromosom
h. Klavikula & lengan atas
:
Fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari
i.  Dada
:
Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan.
j. Abdomen
:
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, kesimetrisan, palpasi hati dan ginjal.
k. Genetalia
:
Kelamin laki-laki : panjang testis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orifisium uretra di ujung penis, kelainan(fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan : labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret, dll.
l. Tungkai dan kaki
:
Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinovarus/pes equinovalgus.
m. Anus
:
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani, meconium plug syndrome, megacolon.
n. Punggung
:
Bayi tengkurap, raba kurvatula kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina bifida, meilomeningokel, lesung/bercak rambut, dll.
o.Pemeriksaan kulit
:
Vernik caseosa, lanugo, warna, oedem, bercak, tanda lahir, memar.

2.1.4 Adaptasi bayi baru lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus . Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga Homeostatis.
Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin (Muslihatun,2010).
Beberapa perubahan fisiologis yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :
    a.   Sistem pernapasan
       Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam Respirasinya biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal.
    b.  Suhu Tubuh
     Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu tubuh aksila pada bayi normal adalah 36,5 sampai 37,5 0C.
Gambar : Mekanisme Hilangnya panas pada bayi baru lahir
                        Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM_Mp6n0rIW3eRo-ww3oJjbcKeNE1b3YwoYmHKk-iqGwssXlnqHci1MTZhsiPAPs7bPd8xJcKIKdPKWI-IoBQemeEvn1wavdo2xOIxEdJqSyYM26r_MsAWWZVMA8BQ9oAi2mHE_HzKC_Q/s1600/byi.jpg
Terdapat empat kemungkin  mekanisme yang dapat menyebabkan bayi kehilangan panas yaitu :
1.        Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas dari objek hangat dalam kontak langsung dengan objek yang lebih dingin (Walsh, 2007).
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).
Sebagai contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir  (Dewi, 2010).
2.      Radiasi
Kehilangan panas melalui radiasi terjadi ketika panas dipancarkan dari bayi baru lahir keluar dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).
Contohnya, membiarkan bayi baru lahir dalam ruangan ber AC tanpa pemanas, membiarkan bayi baru lahir dalam keadaan telanjang, atau menidurkan bayi baru lahir berdekatan dengan ruangan yang dingin (Dewi, 2010).
3.        Konveksi
Konveksi terjadi saat panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
Contohnya konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, atau membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas.
4.      Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
Apabila bayi baru lahir diletakkan dalam suhu kamar 25°C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya sepersepuluhnya saja  (Dewi, 2010)
                       c.  Metabolisme
Luas permukaan tubuh nonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi  diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada jam jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan energy bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% didapatkan dari karbohidrat. (Muslihatun,2010).
                       d.  Sistem peredaran darah
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh , maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah, dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi.
Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi pada saat tali pusat dipotong, resistensinya kan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena darah ke atrium berkurang yang dapan menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ulang, serta saat terjadi pernapasan pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama dapat menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru.
Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatnya tekanan pada atrium kanan  akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernapasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami konstriksi dan menutup
Perubahan lain menutupnya vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ( Betz dan Sowden dalam Aziz, 2008).
e.  Keseimbangan air dan fungsi ginjal        
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karna jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, keseimbangan luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal, sertarenal Blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa (Muslihatun, 2010).
Pada waktu lahir, terjadi perubahan fisiologik yang menyebabkan berkurangnya cairan ekstraseluler. Dengan ginjal yang makin matur dan beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, ekskresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan ekstraseluler (sebagai salah satu penyebab turunnya berat badan bayi baru lahir pada minggu minggu permulaan) (Saifuddin, 2006).
  f.   Keseimbangan asam basa
Tingkat keasaman (PH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengkompensasi asidosis ini (Dewi, 2010).
g. Warna kulit
Pada saat kelahiran tangan dan kaki warnanya akan kelihatan lebih gelap daripada bagian tubuh lainnya, tetapi dengan bertambahnya umur bagian ini akan lebih merah jambu.
2.1.5 Dasar asuhan bayi baru lahir
Menurut Depkes (2010; h. 10), dalam setiap persalinan, penatalaksanaan bayi baru lahir menganut beberapa prinsip yang penting diantaranya:
1)        Jaga bayi tetap hangat
2)        Isap lendir dari mulut dan hidung (bila perlu)
3)        Keringkan
4)        Pemantauan tanda bahaya
5)        Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
6)        Lakukan inisiasi menyusui dini
7)        Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini
8)        Beri salep mata antibiotika pada kedua mata
9)        Pemeriksaan fisik
10)    Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamn K1.
Dalam asuhan bayi baru lahir lakukan juga hal-hal sebagai berikut :
1.      Teruskan menjaga kehangatan bayi dengan kontak kulit ibu bayi selama 1 jam pertama.
2.      Anjurkan ibu untuk menyusui jika bayi sudah menunjkkan tanda ingin menyusu.
3.      Jangan memberikan dot atau makanan apapun sebelum diberi ASI. Juga tidak dianjurkan untuk memberikan air, air gula, dan susu formula.
Lakukan pemantauan terhadap bayi yang diletakkan pada dada ibu setiap 15 menit setelah 1-2 jam pertama kehidupan, untuk hal-hal sebagai berikut :
1.      Pernafasan : apakah merintih, terdapat retraksi dinding dada bawah/pernafasan cepat
Jika terdapat tanda kesulitan bernafas (merintih, retraksi dinding dada bawah atau nafas cepat) maka segera lakukan rujukan
2.      Kehangatan : periksa apakah kaki teraba dingin
Jika kaki terbaa dingin, pastikan suhu ruangan hangat. Tempatkan atau lanjutkan bayi untuk kontak kulit ke kulit dengan ibunya, serta selimuti ibu dan bayi dengan selimut yang hangat.
Periksa kembali 1 jam kemudian. Bila tetap dingin, lakukan pengukuran suhu tubuh kurnag dari 36,5 0C, lakukan penatalaksanaan hipotermi.
Jika bayi lahir mati atau meninggal, lakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk memberi dukungan pada ibu dan keluarganya.
(Depkes RI, 2008)
2.1.6 Rencana Asuhan bayi usia 2-6 hari
Perencanaan asuhan bayi usia 2-6 hari menurut Wafi Nur Muslihatun, 2010 adalah :
1.      Minum bayi
Beri minum segera mungkin setelah lahir yaitu dalam waktu 30 menit atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi di rawat dirumah sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
2.      BAB (Buang Air Besar)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari pertama adalah mekonium. Mekonium adalah ekskresi gastro intestinal bayi baru lahir yang diakumulasikan dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekonium adalah hijau kehitaman, lembut, terdiri atas : mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak, dan pigmen empedu. Mekonium ini keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Mekonium yang telah keluadalam waktu 24 jam menandakan anur bayi baru lahir telah berfungsi. Jika mekonium tidak keluar, kemungkinan adanya atresia ani dan megakolon.
Warna feses akan berubah menjadi kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Bayi yang diberi Asi feses menjadi lebih lembut, warna kuning terang, dan tidak berbau. Sedangkan bayi yang diberi susu formula, feses akan cenderung lebih pucat dan agak berbau. Warna feses akan cenderung kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari. Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup akan BAB 5 kali atau lebih dalam sehari. Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang menjadi 1 kali dalam 2-3 hari. Bayi dengan pemberian susu formula akan lebih sering BAB, tetapi cendererung lebih sering mengalami konstipasi. Jika bayi tidak BAB atau feses tidak keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya distensi abdomen dan bising usus.
3.    Buang air kecil (BAK)
     Bayi lahir akan BAK dalam 24 jam setelah lahir. Selanjutnya, bayi akan BAK 6 kali/hari.
4.    Tidur
     Bayi pada kehidupan pertamanya akan menghapiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pda siang hari hanya 15 % waktu digunakan bayi dalam keadaaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan untuk tidur.
5.    Kebersihan kulit
Kulit bayi sangat sensitif. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi maka keutuhan kulit harus dijaga.Verniks caseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan diberikan pada saat memandikan bayi.
Untuk memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
6.    Perawatan tali pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan bisa terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemenaktif kala III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih dan longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat dibawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran, maka tali pusat harus dicucui dengan sabun dan air bersih, kemudian dikeringkan.
Upaya untuk mencegah terjadnya infeksi pada tali pusat antara lain dengan cara sebagai berikut :
a.       Mencucui tali pusat dengan bersih dan sabun
b.      Menghindari membungkus tali pusat
c.       Melakukan skin to skin contact
d.      Pemberian ASI dini dan sering memberikan antibodi pada bayi
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
                  Menurut Tucker et all (1998:883) pemeriksaan penunjang berupa:
1.      Sample darah
2.      Tali pusat
3.      Pemeriksaan screening bayi baru lahir
4.      Hematokrit.

2.1.8 Komplikasi
         Masalah bayi baru lahir Menurut Saiffudin (2006 : 337) :
1.   Asfiksia
2.   Gangguan nafas
3.   Hipotermi / hipertermi
4.   BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
5.   Dehidrasi
6.   Ikterus
7.   Infeksi / sepsis
8.   Tetanus neonatonum
9.   Kejang
10. Cidera lahir               
Tanda bahaya baru lahir menurut Depkes RI Tahun 2008 adalah :
1.        Tidak dapat menyusu
2.        Kejang
3.        Mengantuk dan tidak sadar
4.        Nafas cepat (>60 per menit)
5.        Merintih
6.        Retraksi dinding dada bawah
7.        Sianosis sentral
2.1.9 Penatalaksanaan
Penanganan Bayi Baru Lahir Normal menurut Mochtar, Rustam. 1998:
1.      Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril.
2.      Jam lahir dicatat dengan stop-watch.
3.      Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
4.      Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali pusat.
5.      Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta menggerakkan tangan dan kakinya, kulit akan bewarna kemerahan.
6.      Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah, air ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa. Adapula yang membersihkannya dengan minyak kelapa atau minyak zaitun.
7.      Jangan lupa menilai bayi dengan nilai Apgar.
8.      Bayi ditimbang berat badanya dan diukur panjang badan lahirnya kemudian dicatat dalam status.
9.      Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah Blenorrhoe.
10.  Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi laki-laki, periksa apakah ada femosis dan apakah descensus testiculorum telah lengkap. Di beberapa Negara barat, pada bayi laki-laki segera dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.
11.  Apgar Score
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek). Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950).
SKOR APGAR
No
Kriteria
1 menit
5 menit
10 menit
1.
Denyut jantung



2.
Usaha nafas



3.
Tonus otot



4.
Reflek



5.
Warna kulit




TOTAL



Penilaian
·      Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dlm keadaan baik
·      Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
·      Nilai 0 – 3  menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.
Sedangkan Penanganan bayi selama dalam perjalanan ke tempat rujukan(Depkes Ri, 2008) :
1.    Menjaga bayi tetap hangat dengan melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu atau orang lain
2.    Selimuti bayi dengan selimut dan kenakan topi pada kepala bayi
3.    Lindungi bayi dari sinar matahari langsung
4.    Mendorong ibu menyusui selama perjalanan
5.    Jika bayi tidak mau menyusu dan perjalanan memakan waktu lenih dari 3 jam, mintalah ibu untuk memeras ASI dan memberikannya ke bayi dengan cangkir
2.2  Bayi
2.2.1 Pengertian
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002). Mnurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai berikut:
a.  Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari
1)Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
2)Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari
b.  Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
2.2.2 Manifestasi klinis
1. Sistem Pernafasan
Saluran nafas perifer masih membuka dan masih sempit, membran mukosa mudah rusak dan sensitif terhadap trauma (mudah tersedak, tidak boleh ada asap rokok dari orang lain). Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
2.      Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambar, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.
3.      Sistem Ginjal
Beban kerja ginajl dimulai sejak bayi lahir. Apabila intake cairan meningkat, kemungkinan air kemih bayi akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda, disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.
4.      Sistem Gastrointestinal
Kapasitas lambung 15-30 ml dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama kehidupan. Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga gumoh lazim terjadi. Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke-10 hampir tidak ada asam lambung oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam. Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat dalam jumlah yang tidak tercukupi sehingga bayi kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat. Pada saat makanan masuk segera terjadi peristaltik cepat sehingga masukan makanan sering disertai pengosongan lambung.
5.      Pengaturan suhu
Bayi masih rentan terhadap hipotermi dikarenakan karena belum matangnya hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi. Seorang bayi yang mengalami kedinginn membutuhkan kalori dan oksigen untuk meningkatkan suhu tubuhnya. Hipertermi rentan terjadi akibat berada dekat pada sumber radiasi panas, dapat juga diakibatkan karena terjadinya infeksi.
6.      Adaptasi imunologi
Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama yang masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan lokalisasi infeksi masih rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah berubah menjadi infeksi umum. Terdapat imunoglobin utama pada bayi, yaitu IgG, IgA dan IgM.
IgG melewati barier plasenta sehingga sama kadarnya pada saat lahir. IgA melindungi terhadap infeksi saluran pernafasan, gastrointestinal dan mata. Kadar igA mencapai kadar dewasa dalam waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI. IgM mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun. ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif.
7.      Sistem reproduksi
Anak laki-laki menghasilkan sperma setelah memasuki masa pubertas. Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur sejak masa bayi. Bayi perempuan dapat mengalami (pseudo) menstruasi atau pembesaran payudara, kadang disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari ke 4 atau ke 5 setelah kelahiran. Hal ini hanya berlangsung sebentar.  
8.      Sistem muskuloskeletal
Ubun-ubun kecil dan fontanel posterior bayi akan menutup pada usia 6-8 minggu.
9.      Sistem neurologi
Sistem neurologi pada bayi relatif belum matang setelah lahir. Keberadaan refleks fisiologis pada bayi dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuluskeletal.
10.  Panca Indra
a.         Indra penglihatan
Bayi sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia. Jarak fokus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya pada saat menyusui. Pada usia 2 minggu bayi dapat membedakan muka ibunya dari muka yang tidak dikenal. Perhatian pada warna, vaariasi dan kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan pertama kehidupan bayi.
b.        Indra penciuman
Bayi dapat membedakan bau menyengat, menyukai pada bau susu terutama ASI. Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang lain.
c.         Indra pengecapan
Bayi bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.
d.        Indra pendengaran
Bayi mempunyai pendengaran yang tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar, serta mampu membedakan berbagai suara. Pada akhir bulan pertama, bayi baru lahir lebih menyukai suara ibunya dari pada orang lain dengan merasa tenang dengan suara-suara bernada rendah.
e.         Indra peraba/sentuhan
Bayi mudah memperlihatkan reaksi terhadap berbagai hal dengan adanya beberapa refleks fisiologis. Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan. Bayi merasa senang dengan kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan gerak ayun. Bayi bereaksi terhadap sentuhan dan adanya refleks gemgam untuk memperkuat hubungan.
2.2.3 Rencana asuhan pada bayi
Secara umum, WHO merekomendasikan bahwa, kesehatan bayi baru lahir sangat ditentukan pelayanan kesehatan dengan prinsip sebagai berikut :
1.      Persalinan bersih dan aman
2.      Mulai pernafasan spontan
3.      Mempertahankan suhu tubuh dengan mencegah hipotermi
4.      Menyusui segera setelah lahir
5.      Pencegahan dari keadaan sakit dan penyakit
Sedangkan menurut Wafi Nur Muslihatun tahun 2010, rencana disusun dan dilaksanakanberdasarkan hasil interpretasi data yang tertulis di assasment. Dalam pemberian asuhan primer pada bayi, bidan harus melakukan beberapa pendidikan kesehatan melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), serta konseling. Bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang perawatan bayi, antara lain :
1.      Pemilihan tempat tidur yang tepat
tempat tidur bayi harus hangat, diletakkan di dekat tempat tidur ibu. Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan atau bayi dan ibu tidur pada satu tempat yang sama, dapat menyebabkan kematian bayi yang tidak disengaja. Ruang perawatan bayi di bagian kebidanan di sebuah rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, adalah tempat untuk merawat bayi bermasalah, dan bukan tempat yang tepat bagi bayi sehat.
2.      Memandikan bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan verniks caseosa dalam tubuh bayi yang berguna stabilisasi suhu tubuh. Bayi harus tetap di jaga kebersihannya dengan menyekanya secara lembut dan memperhatikan lipatan kulitnya. Sabun dengan kandungan cholorophene tidak dianjurkan karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem saraf bayi.
3.      Mengenakan pakaian bayi
Penggunaan pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap hangat. Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi. Hindari kain yang menyentuh leher, karena bisa mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian dalam dan popok.
4.      Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dengan tidak membubuhkan sesuatu pada pusar bayi. Menjaga pusar bayi agar tetap kering. Puntung bayi akan segera lepas pada minggu pertama.
5.      Perawatan hidung
Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. hindari memasukkan gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.
6.      Perawatan mata dan telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan menuangkan minyak hangat ke dalam kanal/lubang telinga karena akan lebih menambah kotoran dalam telinga.
7.      Perawatan kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap tiga atau empat hari sekali. kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi.
8.      Kapan membawa bayi ke luar rumah  
Di bawa keluar selama satu atau dua jam sehari.
9.      Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah mendapatkan beberapa imunisasi dasar. Imunisasi BCG harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Imunisasi hepatitis B1 sudah diberikan segera setelah bayi lahir. Imunisasi hepatitis B2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi hepatitis B1, yaitu pada usia 1 bulan. Imunisasi polio oral dosis awal telah diberikan setelah lahir, sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Imunisasi oral ke 2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi polio oral pertama yaitu 1 bulan. Apabila imunisasi polio diberikan dengan innactivated polio vaccine (IPV), maka diberikan pada saat bayi berusia dua bulan nanti.
10.  Pemeriksaan
Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
11.  Perawatan intensif
Bayi pada usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau permasalahan membutuhkan perawatan intensif sesuai dengan komplikasi/masalah yang menyertai bayi.
12.  Perawatan lain
Perawatan lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain dan pemantauan berat badan. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulan.
2.3  Balita
2.3.1  Pengertian
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). 
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010),  Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).
2.3.2 Pemeriksaan Fisik  
1. Keadaaan umum
a. Kesadaran : composmetis, apatis, somnolen,sopor, koma, delirium
b. Tanda Vital : TD: normal balita : 99/65 mmHg
                           N : 105-110 x/menit
                           S  : 36-37,50C
                          RR: 30-50 x/menit
2.Pemeriksaan kulit, kuku,rambut dan kelenjar getah bening
Pemeriksaan kulit : menilai pigmentasi, sianosis, ikterus, ekzema, pucat,dll
Pemeriksaan kuku : warna, bentuk, keadaan
Pemeriksaan rambut : menilai warna, kelebatan, distribusi, dll
Pemeriksaan kelenjar getah bening : palpasi daerah leher atau inguinal.
3.Pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala : lingkar kepala dan ubun-ubun
b. Wajah : kesimetrisan, paralisis wajah, pembengkakan
c. Mata : menilai visus, palpebra, kelenjar lakrimalis, sklera, kornea
d. Telinga : bentuk, besar dan posisi, membran tympani, serta fungsi
e. Hidung : menilai kelainan bentuk, adanya epistaksis
f. Mulut : trismus, halitosis, edema, peradangan gusi, kelainan lidah
g. Faring : hiperemia, edema, abses dan adanya suara sesak
h. Laring : obstruksi laring disertai stridor, batuk dan suara sesak
i. Leher : Tekanan vena jungularis, massa pada leher
4.Pemeriksaan dada
a. Payudara : kelainan payudara, ginekomastia patologis, galaktore
b. Paru : Kesimetrisan, suara nafas
c. Jantung : Palpasi denyut apikal, suara, irama, dan bising jantung
d. Abdomen : Auskultasi peristaltik usus dan usus bising
e. Genetalia : Laki : bentuk dan ukuran penis, testis, kelainan, perdangan testis dan skrotum. Perempuan : epispadia, tanda seks sekunder, pengeluaran caiaran.
f. Tulang belakang  dan ekstremitas :Nyeri, dan kelaiann, gaya jalan