Jumat, 10 Oktober 2014

ASKEB DHF PADA ANAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA An.”R”
UMUR 3 TAHUN DENGAN DEMAM BERDARAH DERAJAT II
DI RUANG SHOFA RSU AL ISLAM H.M MAWARDI KRIAN, SIDOARJO








DISUSUN OLEH :
LAILA QURROTUL AINI
NIM : 13.08.022


AKADEMI KEBIDANAN MITRA SEHAT SIDOARJO
TAHUN  2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan asuhan kebidanan An”R” umur 3 tahun dengan demam berdarah di ruang Shofa RSU AL Islam H.M Mawardi, Krian.
Penyususnan laporan asuhan kebidanan ini dibuat penulis sebagai syarat untuk memenuhi praktik kebidanan untuk melengkapi dan membekali pengetahuan setelah lulus nantinya.
Bersama ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihakyang telah membantu dan membimbing dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.      Drg. Retnowati,H.MM selaku Direktur RSU Al Islam H.M Mawardi
2.      Muflikathul Umaroh, S.ST,M.Kes selaku Direktur Akbid Mitra Sehat Sidoarjo
3.       Ferry Rahmawati,Amd.Kep selaku kepala ruangan dan pembimbing ruangan Shofa, RSU Al Islam H.M Mawardi
4.      Vidia Atika Manggiasih,SST.S.Psi.M.Kes selaku pembimbing akademik Akbid Mitra sehat Sidoarjo
Penulis memahami dan menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan dan kelengkapan laporan selanjutnya.
Harapan penulis, semoga asuhan kebidanan yang disebut penulis dapat berguna bagi mereka yang membacanya.


Sidoarjo, 5 September 2014

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Penyakit DHF (demam berdarah) ditemukan hampir diseluruh belahan dunia terutama dinegara tropik dan subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa DHF menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15 tahun serta tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam hal kerentanan terhadap serangan dengue antar gender. Outbreak (KLB, kejadian lur biasa) dengue biasanya terjadi didaerah endemik dan berkaitan dengan datangnya musim penghujan. hal tersebut sejalan dengan aktivitas vektor dengue yang justru terjadi pada musim penghujan. Penularan penyakit DHF antar manusia terutama berlangsung melalui vektor nyamuk Aedes Aigypti. Sehubungan dengan mordibitas dan mortalitasnya. DHF disebut sebagai the mosqueto transmitted disease.
Demam berdarah dengue yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aigypti. Demam berdarah dengue merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan aedes albopictus betina yang umumnya menyerang pada musim hujan dan musim panas. virus ini menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan pembekuan darah dan perdarahan-perdarahan. Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan DBD dengue. Infeksi virus dengue terus mengalami peningkatan prevelensi. Setiap tahunnya, diperkirakan terdapat 50 juta-100 juta demam dengue atau lebih dari 500.000 kasus demam berdarah dengue didunia. penyakit infeksi virus dengue banyak menyerang kelompok umur 5-9 tahun, dan 15-44 tahun. Hasil-hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan perubahan iklim, kelembapan, kepadatan larva aedes aegypti, perilaku bersih dan sehat belum terwujud dan lingkungan hidup yan belum memadai dengan kejadian luar biasa penyakit DBD.
Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah kesehatan global pada decade terakhir dengan meningkatnya insiden DBD di dunia. WHO melaporkan lebih dari 2,5 miliar orang dari 2/5 populasi dunia saat ini beresiko terinfeksi virus dengue. jumlah negara yang melaporkan kasus DBD dari tahun ke tahun terus meningkat. tercatat tahun 2007 ada 68 negara yang melaporkan kasus ini.jumlah tersebut meningkat dari tahun 1999 dimana hanya 29 negara saja yang melaporkan. Saat ini lebih dari 100 negara di Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggaara dan Pasifik Barat merupakan wilayah dengan dampak DBD serius. Perluasan wilayah yang melaporkan kasus DBD juga terjadi di Indonesia. Jumlah kabupaten yang menjadi endemis dari tahun ke tahun meningkat. Tahun 2006 hanya 200 kabupaten saja, sedangkan tahun 2007 menjadi 350 kabupaten dan pada tahun 2010 mancapai 464 kabupaten.
Di RSU Al Islam H.M Mawardi menurut wawancara dengan beberapa perawat, demam berdarah termasuk penyakit terbesar ketika musim penghujan. ini terjadi karena lingkungan yang kurang bersih sehingga memudahkan nyamuk Aedes Aegipty berkembang biak. Hasil rekam medik tercatat dari 10 kasus di RSU Al Islam H.M mawardi sebanyak 16,6% pasien dengan DHF terjadi pada anak. Dan sisanya 83,4 % adalah DHF pada orang dewasa.
Oleh karena itu, diharapkan dengan penanganan yang cepat dan akurat dapat menekan mordibitas dan mortalitas penanganan yang tidak optimal dan terlambatnya rujukan dapat menyebabkan keadaan penderita semakin memburuk dan berkurangnya pemilihan fungsi.(Fauzi,2007)
Dengan melihat banyaknya kasus demam berdarah, maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tentang asuhan kebidanan pada An”R” umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II diruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi Krian.


1.2         Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1   Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang demam berdarah sedangkan waktu yang tersedia singkat, maka penulis membatasi permasalahn pada asuhan kebidanan.
1.2.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada, maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana asuhan kebidanan pada An “R” umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II di ruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi Krian.
1.3         Tujuan
1.3.1   Tujuan Umum
Agar penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada , dengan menggunakan pendekatan managemen kebidanan secara benar An “R” umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II di ruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi Krian, tepat, dan sesuai dengan standart kebidanan secara profesional.
1.3.2   Tujuan Khusus
a.       Agar penulis mampu melakukan pengkajian data pada pasien yang mengalami demam berdarah derajat II
b.      Agar penulis mampu menginterprestasi data dasar pada pasien demam berdarah derajat II
c.       Agar penulis mampu melakukan diagnosa potensial pada pasien demam berdarah derajat II
d.      Agar penulis mampu mengidentifikasikan kebutuhan segera pada pasien demam berdarah derajat II
e.       Agar penulis mampu melakukan intervensi pada pasien demam berdarah derajat II
f.       Agar penulis mampu melakukan implementasi pada pasien demam berdarah derajat II
g.      Agar penulis mampu mengevaluasi hasil akhir asuhan kebidanan pada pasien demam berdarah derajat II
1.4         Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1.4.1   Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang demam berdarah sedangkan waktu yang tersedia singkat, maka penulis membatasi permasalahn pada asuhan kebidanan.
1.4.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada, maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana asuhan kebidanan pada An “R” umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II di ruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi Krian.
1.5         Manfaat Penulisan
1.5.1   Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapatkan dalam perkuliahan dalam kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
1.5.2   Bagi Instansi
Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan di bidang kebidanan secara wacana
1.5.3   Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada klien dan masyarakat tentang DHF dan masalah-masalah yang mungkin menyertai.
1.6         Metode Penulisan dan Pengumpulan Data
1.6.1   Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam asuhan kebidanan ini adalah metode deskriptif, berupa studi kasus yaitu melakukan pengkajian suatu unit tunggal secara intensif dimana tergabung dalam kasus, dan tetap mempertimbangkan waktu sehingga dapat gambaran suatu unit efektif yang jelas.
1.6.2   Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
-          Wawancara yaitu anamnesa atau tanya jawab langsung dengan klien.
-          Observasi yaitu melaksanakan pengenalan langsung terhadap klien.
-          Pemeriksaan Fisik, yaitu melakukan pemeriksaan fisik langsung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
-          Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa seperti laboratorium
-          Dokumentasi yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudahada di dalam status klien, catatan medik dan data penunjang lainnya.
1.7         Waktu Penulisan
Penulisan asuhan kebidanan pada An”R” umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II dilakukan pada tanggal 31 Juli 2014 di ruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi.
1.8     Sistematika Penulisan
BAB I
:
PENDAHULUAN


Terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah,tujuan, manfaat, waktu penulisan dan sistematika penulisan
BAB II
:
TINJAUAN PUSTAKA


Terdiri dari pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis,komplikasi, pemeriksaan penunjang pencegahan, dan penatalaksanaan
BAB III
:
TINJAUAN KASUS


Meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa, atau masalah, diagnosa potensial, kebutuhan tindakan segera, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi
BAB IV
:
PEMBAHASAN


Membahas perbedaan asuhan kebidanan teori dan kasus
BAB V
:
PENUTUP


Terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR DEMAM BERDARAH
2.1.1 Pengertian
Demam berdarah (Dengue Haemorhagic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty.(Cristant Efendy,1995)
Dengue Haemhoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. (Soeparman, 1996)
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegyty betina (Hidayat A. Aziz Alimul,2008)
Demam berdarah merupakan penyakit yang terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk dalam 2 hari pertama. (Arif mansjour dkk, 2001)
2.1.2 Etiologi
Virus dengue tergolong dalam famili/suku/grip flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe. dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke III. Sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina pada tahun 1953-1954. keempat serotipe tersebut ditemukan di Indonesia dengan serotipe yang paling banyak.
Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70 0 C. dengue merupakan serotipe yang paling banyak beredar.
vektor dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes Aegypty, disamping Aedes Albopictus. Vektor ini mempunyai ciri :
a.  Aedes Aegypty
1.        Paling banyak ditemukan
2.        Adalah nyamuk yang hidup didaerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak didalam rumah, yaitu penampungan air jernih atau tempat penampungan air disekitar rumah
3.        Tampak berlurik dan berbintik putih
4.        Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi hari dan sore hari
5.        Jarak terbang 100 m
b. Aedes Albopictus
1.        Tempat habitatnya ditempat air bersih. Biasanya disekitar rumah atau pohon
2.        Menggigit siang hari
3.        Jarak terbang 50 m
(Rempengan Th,2007)
2.1.3 Klasifikasi
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat oenyakitnya menjadi 4 golongan yaitu :
a.       Derajat I : demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2 -7 hari. Uji torniquet positif trombositopenia dan hemokonsentrasi.
b.      Derajat II : sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi. ditemukan pula perdarahan kulit.
c.       Derajat III : ditandai dengan gejala kegagalan perdarahan darah seperti nadi lemah dan cepat (>120 x/menit) tanan darah menurun.
d.      Derajat IV : Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur, anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
2.1.4 Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi, sehingga terbentuklah kompleks virus antibodi dan di dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivitas ini akan mengakibatkan lepasnya histamin yang merupakan indikator kuat sebagai faktor meningginya permibilitas dinding pembuluh darah dan akan menyebabkan hilangnya plasma melalui endotel dinding itu. terjadi trombositopenia yang akan menurunkan fungsi trombosit dan faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) dan menyebabkan terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal. yang menentukan beratnya penyakitnya adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia, dan diatesis hemoragik yang akan mengakibatkan terjadinya renjatan secara akut. nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. dengan hilangnya plasma, anak mengalami hipovolemik dan apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.
2.1.5 Manifestasi Klinis
1)      Penurunan kesadaran menjadi sopor dan akhirnya koma.
2)      Demam tinggi 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, suhu badan antara 38 – 40 0 C atau lebih tanpa sebab yang jelas.
3)      Tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk, disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit, untuk membedakan antara gigitan nyamuk biasa dengan nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan merenggangkan pada daerah kulit tampak bintik merah dan bila hilang berarti bukan tanda DHF.
4)      Nyeri ulu hati terjadi karena adanya perdarahan pada lambung, nyeri otot, nyeri tulang, dan sendi, dan nyeri pada daerah abdomen.
5)      Adanya tanda-tanda perdarahan, adalah pada daerah di bawah kulit (petekie, ekimosis), perdarahan pada hidung (epistaksis), perdarahan pada gusi, berak darah/ batuk darah (melena/hematemesis).
6)      Pembesaran hepar (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit anak), pembengkaka sekitar mata dan sakit kepala.
7)      Syok yang ditandai dengan nadi lemah/cepat, disertai tekanan darah yang menurun (diastolik turun 40 mmHg atau kurang), capillary refill lebih dari 2 detik.
8)      Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki, serta timbul sianosis disekitar mulut.
9)      Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare dan konstipasi.
2.1.6        Komplikasi
a.         Efusi pleura, disebabkan adanya kebocoran plasma akibat meningktanya permeabilitas membran, sehingga cairan akan masuk kedalam pleura.
b.        Perdarahan pada lambung
Terjadi akibat anak mengalami mual dan muntah serta kurangnya nafsu makan pada anak, sehingga akan meningkatkan produksi asam lambung. Bila ini terus berlangsung, maka asam lambung akan mengiritasi lambung dan mengakibatkan perdarahan.
c.         Pembesaran pada hati, limpa, dan kelenjar getah bening
Terjadi akibat bocornya plasma yang mengandung cairan, dan mengisi bagian rongga tubuh. Cairan akan menekan dinding dan organ tersebut, sehingga organ akan mengalami pembesaran.
d.        Hipovolemik
Terjadi akibat meningkatnya nilai hematokrit bersamaan dengan hilangnya plasma melalui dinding pembuluh darah.
2.1.7 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan memutus rantai penularan dengan memberantas penular maupun jentiknya. penggunaan vaksin untuk mencegah DHF masih dalam taraf penilaian, sedangkan obat yang efektif terhadap virus belum ada. Cara pencegahan ada dua, yaitu :
a.       Memberantas nyamuk dewasa
Caranya dengan diberi pengasapan (fogging) menguunakan bahasa insektisida. Pengasapan ini sangat efektif dan cepat memutuskan rantai penularan, karena nyamuk akan segera mati bila kontak dengan partikel-partikel insektisida.
b.      Memberantas jentik
Caranya dengan meniadakan perindukannya, sehingga nyamuk tidak berkesempatan untuk berkembang biak. cara ini dikenal dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Aedes Aegypti di ketahui berkembang biak di air bersih tergenang yang tidak berhubungan langsung dengan tanah. Pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan dengan :
1.      Memberantas (menguras) tempat penyimpanan air, seperti bak mandi/WC, dan lain-lain sekurang-kurannya seminggu sekali, karena perkembangbiakan dari telur sampai menjadi nyamuk adalah 7 – 10 hari
2.      menutup rapat tempat penyimpanan/penampungan air (misalnya tempayan, drum, dll) agar nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur.
3.      Membersihkan pekarangan rumah/halaman, kemudian mengubur/membakar/membuang barang bekas yang dapat digenangi air (seperti kaleng, botol, ban bekas, tempurung,dll)
4.      Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung secara berkala
5.      Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk abate ke dalam genangan air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, untuk membunnuh jentik-jentik nyamuk, ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali atau peliharalah ikan ditempat itu.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
1. Pemeriksaan darah lengkap tiap 6-8 jam sehari
2. Terjadi trombositopenia (100.000/mm3) dan hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih)
3. Hemoglobin meningkat 20%
4. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan hipoprotemia
      b. Rontgen Thoraks
Untuk mengetahui adanya efusi pleura
c.    Uji serologi
Yaitu serum diambil pada masa akut dan pada masa penyembuhan (1-4 minggu setelah gejala awal penyakit) dengan mengambil darah ini dilakukan minimalmempat kali. pengukuran titer antibodi pasien dengan cara haema glutination inhibitation tes (HI test) atau dengan uji pengikatan komplemen (complement fixation test/ CFT) diambil darah vena 2-5 ml)
d.   Test Tourniquet
Cara uji torniquet adalah dengan memasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompa sampai air raksa mencapai pertengahan tekanan sistolik dan diastolik, biarkan selama 10-15 menit. Pada pemeriksaan terhadapa > 20 petekie pada daerah lengan bawah dengan diameter 2,8 cm, maka dinyatakan anak positif anak positif DHF.
Kriteria :
(+) jumlah petekie≥ 20
(-) jumlah petekie 10-20
(±) jumlah petekie ≤10
e.    Sumsum tulang
Awal hiposeluler kemudian menjadi hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan menstruasi. Hari ke 10 biasanya kembali normal.
f.     USG
Hematomegali –splenoegali
1)        Darah
a)        Trombosit menurun
b)        HT meningkat lebih 20%
c)        Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
d)       protein darah rendah
e)        Ureum PH bisa meningkat
f)         Na dan Cl rendah
2)        Serology : HI (Hemaglutination inhibitation test)
a)        Rontgen thoraks : efusi pleura
b)        Uji test tourniqurt (+)
2.1.9 Penatalaksanaan
1)        Berikan minum 50 ml/kg dalam 4-6 jam pertama berupaair teh dengan gula, sirup, susu/ASI, sari buah/oralit.
2)        Berikan kompres air hangat
3)        Berikan antipiretik dengan dosis 10-15 mg/kg/kg BB
4)        Berikan cairan intravena





















2.2 KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA DEMAM BERDARAH
2.1.1 PENGKAJIAN DATA
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, anamnesi merupakan bagian yang sanagt penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan anamnesi dapat menentukan sifat dan berat penyakit.
A.    Data Subyektif
1.      Identitas
Meliputi :
Nama
:
Berupa nama lengkap sebagai identitas diri agar tidak terjadi kekeliruan dalam memberi asuhan
Umur
:
Digunakan untuk penilaian klinis yang di sesuaikan dengan umur
Jenis Kelamin
:
Jenis kelamin sangat diperlukan sebagai penilaian data pemeriksaan klinis
Nama, umur, pendidikan, dan pekerjaan orang tua


Sebagai identitas tambahan yang menggambarkan keakuratan data
Agama dan suku
:
Untuk memberikan dorongan spiritual yang sesuai dengan kepercayaan yang dianut
Alamat
:
Berisi alamat lengkap agar mudah untuk dihubungi apabila ada keperluan atau kepentingan untuk klien

2.      Keluhan utama
Meliputi keluhan yang dirasakn saat ini yang disebabkan pasien dibawa berobat ke rumah sakit.
            Keluhan yang dirasakan pasien demam berdarah : “ ibu pasien mengatakan anaknya demam ± 6 hari, perdarahan pada hidung dan gusi serta sariawan”.
3.      Riwayat penyakit sekarang
Penyakit yang sekarang diderita pasien yang diketahui melalui anamnesa berupa perjalanan penyakit pasien dari mulai sakit sampai pasien dibawa ke rumah sakit.
4.      Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya diketahui karena mungkin ada hubungannya dengan oanyakit yang diderita pasien saat ini dan bisa sebagai informasi untuk membantu pembuatan diagnosis.
5.      Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mengidap penyakit menahun seperti asma, paru-paru, jantung ataupun penyakit menular seperti HIV/AIDS serta penyakit menurun seperti diabetes dan hipertensi.
6.      Pola kebiasaaan sehari-hari
a.    Pola Nutrisi
Tidak ada nafsu makan, penurunan BB, sering mual dan muntah, anoreksia.
b.   Pola Eliminasi
Terjadi diare atau konstipasi
c.    Pola Aktifitas
Sering terjadi malaise
d.   Pola personal hygiene
Kebersihan terganggu
e.    Pola psikososial
Untuk mengetahui hubungan pasien dengan orang tua, keluarga, tetangga dan sekitarnya.
f.    Data sosial budaya
Keadaan lingkungan yang berhubungan dengan pasien, pantangan makanan/minuman, kebiasaan minum jamu, pijet, merokok, minum-minuman keras dan obat-obatan.

B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum     : lemah dan lesu
Kesadaran                         : sopor menjadi koma
Data antropometri : BBI = (umur dalam tahun x 2 ) + 8
TTV : TD : diastolik turun 20 mmHg dan sistol 80 mmHg
S   : 38 -40 0C/lebih
N   : lemah/lemah
RR : 25 -30 x/menit
2.      Pemeriksaan fisik khusus
(terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
Kepala
:
Nyeri tekan
Muka
:
Pucat
Mata
:
Pembengkakan sekitar mata
Hidung
:

Epitaksis (perdarahan), dingin dan lembab pada ujung hidung,
Mulut
:
Perdarahan pada gusi, batuk darah (melena/hematemesis), sianosis
Leher
:
Adanya pembengkakan kelenjar limfe, tiroid, vena jungularis
Dada
:
Nyeri ulu hati
Abdomen
:
Nyeri pada abdomen
Genetalia
:
Kebersihan terganggu
Anus
:
Kebersihan terganggu karena adanya diare
Ekstremitas
:
Teraba dingin dan lembab pada ujung jari tangan dan kaki

3.      Pemeriksaan laboratorium
a.       Darah
b.      Rontgen thoraks
c.       Uji serologi
d.      Test tourniquet
e.       Sumsum tulang
f.       USG
2.2.2 INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa            : An “...” umur .... tahun dengan demam berdarah derajat II
Data Subyektif : data yang diperoleh dari pernyataan pasien
Data Obyektif   : data yang diperoleh dari pemeriksaan petugas
Keadaan umum: lemah dan lesu
Kesadaran          : sopor sampai koma
TTV                   : TD : diastolik turun 20 mmHg, sistol 80 mmHg/kurang
S    : 38 – 40 sampai lebih
N   : lemah/cepat
RR : 25-30 x/menit
Pemeriksaan penunjang
a.         Darah
Terjadi trombositopenia (100.000 /m2) dan hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20%/lebih), hemoglobin meningkat 20% dan hasil pemeriksaan menunjukkan hipoprotemia.
b.        Rontgen thoraks
c.         Uji serologi
d.        Test serologi
e.         Test tourniquet
Dinyatakan positif jika jumlah petekie ≥20
f.         Sumsum tulang
g.        USG
2.2.3 IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Keadaan yang mungkin terjadi pada pasien demam berdarah :
a.       Efusi pleura
b.      Perdarahan pada lambung
c.       Pembesaran pada ulu hati, limfe, dan kelenjar getah bening
d.      Hipovolemik


2.2.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tindakan yang pertama dan utama untuk mengetahui masalah dan mencegah terjadinya masalah potensial yang mengancam keselamatan jiwa pasien seperti konsultasi, kolaborasi, dan rujukan.
2.2.5 INTERVENSI
1.      Berikan minum 50 ml/kg dalam 4-6 jam pertama berupaair teh dengan gula, sirup, susu/ASI, sari buah/oralit.
2.      Berikan kompres air hangat
3.      Berikan antipiretik dengan dosis 10-15 mg/kg/kg BB
4.      Berikan cairan intravena
2.2.6 IMPLEMENTASI
Semua rencana asuhan yang telah direncanakan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara menyeluruh dan efisien.
2.2.7 EVALUASI
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
Subyektif         : data yang diperoleh dari keterangan pasien
Obyektif          : data yang diperoleh dari pemeriksaan petugas kesehatan
Assasment    : Pendokumentasi dari hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif
Planning          : rencana tindakan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan atau tim medis








BAB III
TINJAUAN KASUS
No registrasi    : 050816
Tanggal           : 25 Juli 2014
Jam                  : 18.00 WIB
Oleh                : Laila Qurrotul Aini
Tempat            : Ruang Shofa

3.1         Pengkajian Data
A.    Data subyektif
1.      Biodata
Nama anak         : An”R”
Anak ke                         : Pertama
Umur                 : 3 tahun
Agama               : Islam
Alamat               : Beciro ngegor RT. 4/ RW.I, Krian, Sidoarjo
Jenis Kelamin    : Perempuan
Nama ibu : Ny”F”
Nama Ayah : Tn”D”
Umur       : 29 tahun
Umur          : 34 tahun
Agama     : Islam
Agama        : Islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan  : SMA
Pekerjaan : -
Pekerjaan    : Swasta
Penghassilan : -
Penghasilan: Rp 2.100.000,-
Alamat : Beciro ngegor, RT. 4/RW.I, Krian, Sidoarjo
Alamat       : Beciro ngengor, RT4/RW.I,Krian, Sidoarjo
2.      Keluhan utama
   Ibu pasien mengatakan anaknya panas dan tidak nafsu makan
3.      Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya panas kurang lebih 4 hari dan sebelumnya pernah dibawa berobat ke bidan tetapi tidak ada perubahan, akhirnya dibawa ke RSU Al Islam H.M Mawardi Krian untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut untuk rawat inap pada tanggal 25 Juli 2014 Jam 16.00 WIB.
4.      Riwayat penyakit yang lalu
Sebelumnya An”A” belum pernah mengalami demam berdarah tetapi An”R” pernah dirawat dirumah sakit dengan kasus diare pada umur 1,5 tahun.
5.      Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit menurun (diabetes), menular (hepatitis), menahun (jantung).
6.      Pola kebiasaan sehari-hari
a.       Nutrisi
Sebelum Sakit
Makan  : 3x/hari, porsi ½ piring, menu nasi dan lauk
Minum : air putih 5 gelas, dan susu 2 gelas/hari @ 200 cc
Selama Sakit
Makan  : 1x/hari, porsi 3-4 sendok, menu bubur dan lauk
Minum : air teh 1 botoh @ 400 cc
b.      Pola eliminasi
Sebelum sakit
BAK : 6x/hari, kuning jernih,, khas
BAB : 1x/hari, kuning, khas, padat
Selama sakit
BAK : 3x/hari, kuning jerih, khas
BAB : 1x/hari, kuning, khas, cair
c.       Pola istirahat
Sebelum sakit : tidur siang 3 jam, tidur malam 8 jam/hari
Selama sakit   : tidur siang 1 jam, tidur malam 5 jam/hari
d.      Pola aktivitas
Sebelum sakit : pasien bermain dengan temannya
Selama sakit   : pasien tidak melakukan aktifitas seperti biasanya
e.       Pola personal hygiene
Sebelum sakit : mandi 2x/hari, ganti baju 3x/hari
Selama sakit   : mandi 2x/hari, ganti baju 5x/hari
f.       Pola Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga baik-baik saja dan persepsi keluarga terhadap penyakitnya adalah cobaan Tuhan.
g.      Pola sosial budaya
Pasien tidak pernah dipijat dan diurut oleh dukun dan tidak mengkonsumsi vitamin tambahan.
B.     Daya Obyektif
1.      Pemeriksaan fisik umum
a.       Keadaan umum : lemah
b.      Kesadaran : sopor
c.       TTV : TD : 110/60 mmHg
N    :110 x/mnt
S     : 39 0C
RR  :22 x/menit
d.      TB : 110 cm
e.       BB : 14 kg
2.      Pemeriksaan fisik khusus
Kepala
Bersih, tidak ada ketombe, penyebaan rambut merata, tidak rontok, warna hitam , tidak ada benjolan
Muka
Simetris, pucat, tidak oedem
Mata
Simetris, konjungtiva pucat, sklera putih
Hidung
Hidung simetris, tidak ada polip, bersih
Mulut
Bibir pucat, simetris, terdapat stomatitis
Telinga
Bersih, simetris, tidak ada serumen
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan vena jungularis
Dada
Tidak ada nyeri dada, irama nafas teratur
Abdomen
Adanya nyeri tekan, bising usus 10 x/menit
Genetalia
Bersih
Anus
Bersih, anus tidak kemerahan
Ekstremitas
Tidak lumpuh, simetris, ujunh jari tamgan dan kaki teraba dingin, tidak kuku kuduk

3.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Hari I
Hasil
Normal
Leukosit
7,7 x 10^ 9/l
4,8 -10,8
Hemoglobin
11,9 g/l
11,0-16,0
Trombosit
195 x 10^9/l
150-450

Hari II
Hasil
Normal
Leukosit
4,0 x 10^ 9/l
4,8 -10,8
Hemoglobin
12,1 g/l
11,0-16,0
Trombosit
132 x 10^9/l
150-450

3.2         Interpretasi Data Dasar
Diagnosa            : An “R” umur 3 tahun dengan DHF derajat II
Data Subyektif : ibu pasien mengatakan anaknya panas dan tidak nafsu
  makan
Data obyektif    : keadaan umum : lemah
  kesadaran : sopor
  TTV : TD : 1110/60 mmHg
N  : 110x/mnt
S   : 39 0C
RR : 22 x/menit
Nutrisi : makan 3-4 sendok, bibir stomatitis, dan ujung jari kaki serta tangan teraba dingin dan pada abdomen teraba adanya nyeri tekan.
Pemeriksaan penunjang
Hari I
Hasil
Leukosit
7,7 x 10^ 9/l
Hemoglobin
11,9 g/l
Trombosit
195 x 10^9/l
Hari II
Hasil
Leukosit
4,0 x 10^ 9/l
Hemoglobin
12,1 g/l
Trombosit
132 x 10^9/l

3.3         Diagnosa Potensial
Potensial terjadinya perdarahan pada lambung diakibatkan karena kurangnya nafsu makan serta kenaikan suhu tubuh memicu terjadinya syok neurogenik.
3.4         Identifikasi Kebutuhan Segera
1.      Infus D5 ¼ 1200 cc/24 jam
2.      Intermoxil 500 mg
3.      Antrain 150 mg
4.      Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lainnya
3.5         Intervensi
Diagnosa : An “R” umur 3 tahun dengan demam berdarah
Tujuan     : 1. Jangka pendek
setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x 30 menit diharapakan keluarga pasien mengerti penjelasan petugas dengan kriteria hasil :
a.         Keluarga mampu menjelaskan kembali penjelasan petugas
b.        Keluarga pasien kooperatif dengan petugas
  2.Jangka panjang
setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam diharapkan keadaan umum pasien membaikdengan kriteria hasil :
a.       Keadaan umum pasien membaik
b.      Hasil pemeriksaan TTV normal
TD : 110/45 mmHg
N   : 120x/menit
S    : 365-375 0C
RR : 40 – 60 x/menit
c.       Hasil pemeriksaan laborat darah dalam batas normal
WBC : 4,8 -10,8
HBC : 11,0 -16,0
HCT : 37,0 -50,0
PLT : 150-450
        Intervensi :
1.      Berikan penjelasan tentnag penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ penjelasan tentang penyebab demam (kondisi klien) dapat membantu mengurangi kecemasan pasien
2.      Lakukan observasi tanda-tanda vital terutama suhu
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien
3.      Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien
R/ keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di RS
4.      Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 1-5-2 l/hari dan jelaskan manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh menagkibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan caran yang banyak.
5.      Berikan kompres dingin dan anjurkanmemakai pakaian tipis
R/menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
6.      Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypotalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal
7.      Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan



3.6         Implementasi
Diagnosa : Demam berdarah derajat II
Tanggal   : 25 Juli 2014
Jam         : 18.30
1.      Memberikan penjelasan tentang penyebab demam
2.      Melakukan observasi TTV terutama suhu
3.      Menjelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
4.      Menganjurkan klien untu banyak minum kurang lebih 1,5 – 2 l/hari dan menjelaskan manfaatnya
5.      Memberikan kompres dingin dan menganjurkan memakai pakaian tipis
6.      Memberikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
7.      Menjelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
3.7         Evaluasi
a.       Jangka pendek
Tanggal : 25 Juli 2014                                             Jam : 19.00 WIB
S
Ibu pasien mengatakan sudah mengerti penjelasan petugas
O
-          ibu pasien tampak mengerti penjelasan petugas
-          ibu pasien dapat mengulangi penjelasan petugas
-          ibu pasien kooperatif dengan petugas
A
An”R” umur 3 tahun dengan DHF, masalah sudah teratasi pada kriteria jangka pendek
P
Intervensi dilanjutkan

b.      Jangka panjang
Tanggal : 26 Juli 2014                                             Jam : 19.00 WIB
S
Ibumengatakan panas badan anaknya mulai turun
O
S : 37 0C
Keadaan umum : lemah
Nutrisi : makan 1/3 mangkok bubur
Bibir stomatitis
A
An “R” umur 3 tahun dengan DHF derajat II, masalah teratasi sebagian
P
Intervensi dilanjutkan
-          jika panas naik, kompres dengan air dingin
-          Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup dengan memberikan makanan yang menarik minat anak dan sajikan dalam keadaan hangat.


























BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An “R” dengan demam berdarah di RSU AL Islam H.M Mawardi Krian, Sidoarjo didapatkan hasil sebagai berikut :
Dalam pengkajian kasus An “R” umur 33 tahun dengan demam berdarah di RSU AL Islam H.M Mawardi pada ruang Shofa diperoleh data subyektif dan obyektif melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk merumuskan diagnosa.
Diagnosa dalam kasus ini adalah demam berdarah.
Identifikasi masalah potensial merupakan langkah antisipasi teradinya situai yang gawat dimana diperlukan untuk keselamatan jiwa anak. dalam tinjauan kasus ini diperlukan tindakan segera serta kolaborasi dengan tim medis.
Intervensi merupakan rencana asuhan yang menyeluruh yang ditemukan dari langkah-langkah sebelumnya berdasarkan tujuan dan kriteria yang diharapkan. Asuhan yang diberikan harus sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Pada tinjauan kasus ini, rencana asuhan sudah erdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan dan mencakup semua aspek asuhan yang diberikan.
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh. Pada kasus ini, rencana asuhan yang telah ditentukan dilaksanakan secara menyeluruh berorientasi pada kepuasan klien.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan asuhan yang telah terpenuhi sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditentukan.
Dalam kasus ini terdapat kesesuaian antara konsep dan teori yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang diperoleh selama berlangsungnya studi dan kenyataan dalam kasus.





BAB V
PENUTUP
5.1    Simpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An”R” umur 3 tahun dengan diagnosa demam berdarah derajat II mengacu pada tujuan yang ada maka ditentukan adanya masalah atau diagnosa kebidanan. Dengan diagnosa tersebut dapat ditentukan intervensi yang selanjutnya diimplementaskan sesuai kebutuhan. Dan implementasi yang ada dilakukan evaluasi dengan hasil masalah teratasi karena adanya kerjasama yang baik dari nakes dan keluarga sehingga mendukung proses penyembuhan.
5.2    Saran

Sebaiknya, masyarakat lebih menjaga kebersihan lingkungan untuk meminimalkan pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyebabkan demam berdarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar