ASUHAN
KEBIDANAN PADA An.”R”
UMUR
3 TAHUN DENGAN DEMAM BERDARAH DERAJAT II
DI
RUANG SHOFA RSU AL ISLAM H.M MAWARDI KRIAN, SIDOARJO
DISUSUN
OLEH :
LAILA
QURROTUL AINI
NIM
: 13.08.022
AKADEMI
KEBIDANAN MITRA SEHAT SIDOARJO
TAHUN
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan asuhan kebidanan An”R” umur 3 tahun dengan demam
berdarah di ruang Shofa RSU AL Islam H.M Mawardi, Krian.
Penyususnan laporan
asuhan kebidanan ini dibuat penulis sebagai syarat untuk memenuhi praktik
kebidanan untuk melengkapi dan membekali pengetahuan setelah lulus nantinya.
Bersama ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihakyang telah membantu dan membimbing
dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1.
Drg. Retnowati,H.MM selaku Direktur RSU
Al Islam H.M Mawardi
2.
Muflikathul Umaroh, S.ST,M.Kes selaku
Direktur Akbid Mitra Sehat Sidoarjo
3.
Ferry
Rahmawati,Amd.Kep selaku kepala ruangan dan pembimbing ruangan Shofa, RSU Al
Islam H.M Mawardi
4.
Vidia Atika Manggiasih,SST.S.Psi.M.Kes
selaku pembimbing akademik Akbid Mitra sehat Sidoarjo
Penulis memahami dan
menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
penyempurnaan dan kelengkapan laporan selanjutnya.
Harapan penulis, semoga
asuhan kebidanan yang disebut penulis dapat berguna bagi mereka yang membacanya.
Sidoarjo, 5 September 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penyakit DHF (demam berdarah) ditemukan hampir
diseluruh belahan dunia terutama dinegara tropik dan subtropik baik sebagai
penyakit endemik maupun epidemik. Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa
DHF menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15 tahun serta
tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam hal kerentanan terhadap serangan
dengue antar gender. Outbreak (KLB, kejadian lur biasa) dengue biasanya terjadi
didaerah endemik dan berkaitan dengan datangnya musim penghujan. hal tersebut
sejalan dengan aktivitas vektor dengue yang justru terjadi pada musim
penghujan. Penularan penyakit DHF antar manusia terutama berlangsung melalui
vektor nyamuk Aedes Aigypti. Sehubungan dengan mordibitas dan mortalitasnya.
DHF disebut sebagai the mosqueto transmitted disease.
Demam berdarah dengue yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
Aigypti. Demam berdarah dengue merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan aedes albopictus betina
yang umumnya menyerang pada musim hujan dan musim panas. virus ini menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan pembekuan darah dan perdarahan-perdarahan. Manifestasi klinis
dari infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan DBD dengue. Infeksi
virus dengue terus mengalami peningkatan prevelensi. Setiap tahunnya, diperkirakan
terdapat 50 juta-100 juta demam dengue atau lebih dari 500.000 kasus demam
berdarah dengue didunia. penyakit infeksi virus dengue banyak menyerang
kelompok umur 5-9 tahun, dan 15-44 tahun. Hasil-hasil penelitian menunjukkan
adanya hubungan perubahan iklim, kelembapan, kepadatan larva aedes aegypti,
perilaku bersih dan sehat belum terwujud dan lingkungan hidup yan belum memadai
dengan kejadian luar biasa penyakit DBD.
Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah
kesehatan global pada decade terakhir dengan meningkatnya insiden DBD di dunia.
WHO melaporkan lebih dari 2,5 miliar orang dari 2/5 populasi dunia saat ini
beresiko terinfeksi virus dengue. jumlah negara yang melaporkan kasus DBD dari
tahun ke tahun terus meningkat. tercatat tahun 2007 ada 68 negara yang
melaporkan kasus ini.jumlah tersebut meningkat dari tahun 1999 dimana hanya 29
negara saja yang melaporkan. Saat ini lebih dari 100 negara di Afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia Tenggaara dan Pasifik Barat merupakan wilayah dengan
dampak DBD serius. Perluasan wilayah yang melaporkan kasus DBD juga terjadi di
Indonesia. Jumlah kabupaten yang menjadi endemis dari tahun ke tahun meningkat.
Tahun 2006 hanya 200 kabupaten saja, sedangkan tahun 2007 menjadi 350 kabupaten
dan pada tahun 2010 mancapai 464 kabupaten.
Di RSU Al Islam H.M Mawardi menurut wawancara dengan
beberapa perawat, demam berdarah termasuk penyakit terbesar ketika musim
penghujan. ini terjadi karena lingkungan yang kurang bersih sehingga memudahkan
nyamuk Aedes Aegipty berkembang biak. Hasil rekam medik tercatat dari 10 kasus
di RSU Al Islam H.M mawardi sebanyak 16,6% pasien dengan DHF terjadi pada anak.
Dan sisanya 83,4 % adalah DHF pada orang dewasa.
Oleh karena itu, diharapkan dengan penanganan yang
cepat dan akurat dapat menekan mordibitas dan mortalitas penanganan yang tidak
optimal dan terlambatnya rujukan dapat menyebabkan keadaan penderita semakin
memburuk dan berkurangnya pemilihan fungsi.(Fauzi,2007)
Dengan melihat banyaknya kasus demam berdarah, maka
penulis tergerak untuk melakukan penelitian tentang asuhan kebidanan pada An”R”
umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II diruang Shofa RSU Al Islam H.M
Mawardi Krian.
1.2
Batasan
Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Batasan
Masalah
Mengingat luasnya pembahasan
tentang demam berdarah sedangkan waktu yang tersedia singkat, maka penulis
membatasi permasalahn pada asuhan kebidanan.
1.2.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar
belakang dan kenyataan yang ada, maka penulis merumuskan masalah yaitu
bagaimana asuhan kebidanan pada An “R” umur 3 tahun dengan demam berdarah
derajat II di ruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi Krian.
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan
Umum
Agar penulis mampu memberikan
asuhan kebidanan pada , dengan menggunakan pendekatan managemen kebidanan
secara benar An “R” umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II di ruang
Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi Krian, tepat, dan sesuai dengan standart
kebidanan secara profesional.
1.3.2 Tujuan
Khusus
a. Agar
penulis mampu melakukan pengkajian data pada pasien yang mengalami demam
berdarah derajat II
b. Agar
penulis mampu menginterprestasi data dasar pada pasien demam berdarah derajat
II
c. Agar
penulis mampu melakukan diagnosa potensial pada pasien demam berdarah derajat
II
d. Agar
penulis mampu mengidentifikasikan kebutuhan segera pada pasien demam berdarah
derajat II
e. Agar
penulis mampu melakukan intervensi pada pasien demam berdarah derajat II
f. Agar
penulis mampu melakukan implementasi pada pasien demam berdarah derajat II
g. Agar
penulis mampu mengevaluasi hasil akhir asuhan kebidanan pada pasien demam
berdarah derajat II
1.4
Batasan
Masalah dan Rumusan Masalah
1.4.1 Batasan
Masalah
Mengingat luasnya pembahasan
tentang demam berdarah sedangkan waktu yang tersedia singkat, maka penulis
membatasi permasalahn pada asuhan kebidanan.
1.4.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar
belakang dan kenyataan yang ada, maka penulis merumuskan masalah yaitu
bagaimana asuhan kebidanan pada An “R” umur 3 tahun dengan demam berdarah
derajat II di ruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi Krian.
1.5
Manfaat
Penulisan
1.5.1 Bagi
Penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat
menerapkan teori yang didapatkan dalam perkuliahan dalam kasus nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
1.5.2 Bagi
Instansi
Memberikan tambahan sumber
kepustakaan dan pengetahuan di bidang kebidanan secara wacana
1.5.3 Bagi
Masyarakat
Memberikan informasi kepada klien
dan masyarakat tentang DHF dan masalah-masalah yang mungkin menyertai.
1.6
Metode
Penulisan dan Pengumpulan Data
1.6.1 Metode
Penulisan
Metode yang dipakai dalam asuhan
kebidanan ini adalah metode deskriptif, berupa studi kasus yaitu melakukan
pengkajian suatu unit tunggal secara intensif dimana tergabung dalam kasus, dan
tetap mempertimbangkan waktu sehingga dapat gambaran suatu unit efektif yang
jelas.
1.6.2 Metode
Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang
diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
-
Wawancara yaitu anamnesa atau tanya
jawab langsung dengan klien.
-
Observasi yaitu melaksanakan pengenalan
langsung terhadap klien.
-
Pemeriksaan Fisik, yaitu melakukan
pemeriksaan fisik langsung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
-
Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa seperti laboratorium
-
Dokumentasi yaitu suatu cara untuk
memperoleh data dengan melihat data yang sudahada di dalam status klien, catatan
medik dan data penunjang lainnya.
1.7
Waktu
Penulisan
Penulisan asuhan kebidanan pada An”R”
umur 3 tahun dengan demam berdarah derajat II dilakukan pada tanggal 31 Juli
2014 di ruang Shofa RSU Al Islam H.M Mawardi.
1.8 Sistematika Penulisan
BAB
I
|
:
|
PENDAHULUAN
|
|
|
Terdiri
dari latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah,tujuan,
manfaat, waktu penulisan dan sistematika penulisan
|
BAB
II
|
:
|
TINJAUAN
PUSTAKA
|
|
|
Terdiri
dari pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi
klinis,komplikasi, pemeriksaan penunjang pencegahan, dan penatalaksanaan
|
BAB
III
|
:
|
TINJAUAN
KASUS
|
|
|
Meliputi
pengkajian, analisa data, diagnosa, atau masalah, diagnosa potensial,
kebutuhan tindakan segera, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi
|
BAB
IV
|
:
|
PEMBAHASAN
|
|
|
Membahas
perbedaan asuhan kebidanan teori dan kasus
|
BAB
V
|
:
|
PENUTUP
|
|
|
Terdiri
dari kesimpulan dan saran
|
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
KONSEP DASAR DEMAM BERDARAH
2.1.1
Pengertian
Demam berdarah (Dengue Haemorhagic Fever) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypty.(Cristant Efendy,1995)
Dengue Haemhoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit
akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty.
(Soeparman, 1996)
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegyty betina (Hidayat A. Aziz Alimul,2008)
Demam berdarah merupakan penyakit yang terdapat pada
anak dan remaja atau orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan
sendi yang biasanya memburuk dalam 2 hari pertama. (Arif mansjour dkk, 2001)
2.1.2 Etiologi
Virus dengue tergolong dalam famili/suku/grip
flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe. dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian
ketika berlangsungnya perang dunia ke III. Sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan
pada saat wabah di Filipina pada tahun 1953-1954. keempat serotipe tersebut
ditemukan di Indonesia dengan serotipe yang paling banyak.
Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil,
sensitif terhadap inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksikolat, stabil
pada suhu 70 0 C. dengue merupakan serotipe yang paling banyak beredar.
vektor dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes
Aegypty, disamping Aedes Albopictus. Vektor ini mempunyai ciri :
a.
Aedes Aegypty
1.
Paling banyak ditemukan
2.
Adalah nyamuk yang hidup didaerah
tropis, terutama hidup dan berkembang biak didalam rumah, yaitu penampungan air
jernih atau tempat penampungan air disekitar rumah
3.
Tampak berlurik dan berbintik putih
4.
Biasanya menggigit pada siang hari,
terutama pada pagi hari dan sore hari
5.
Jarak terbang 100 m
b.
Aedes Albopictus
1.
Tempat habitatnya ditempat air bersih.
Biasanya disekitar rumah atau pohon
2.
Menggigit siang hari
3.
Jarak terbang 50 m
(Rempengan Th,2007)
2.1.3
Klasifikasi
WHO,
1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat oenyakitnya menjadi 4 golongan
yaitu :
a. Derajat
I : demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2 -7
hari. Uji torniquet positif trombositopenia dan hemokonsentrasi.
b. Derajat
II : sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan
seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi. ditemukan pula
perdarahan kulit.
c. Derajat
III : ditandai dengan gejala kegagalan perdarahan darah seperti nadi lemah dan
cepat (>120 x/menit) tanan darah menurun.
d. Derajat
IV : Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur, anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
2.1.4
Patofisiologi
Virus dengue
akan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
kemudian akan bereaksi dengan antibodi, sehingga terbentuklah kompleks virus
antibodi dan di dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat
aktivitas ini akan mengakibatkan lepasnya histamin yang merupakan indikator
kuat sebagai faktor meningginya permibilitas dinding pembuluh darah dan akan
menyebabkan hilangnya plasma melalui endotel dinding itu. terjadi
trombositopenia yang akan menurunkan fungsi trombosit dan faktor koagulasi
(protombin dan fibrinogen) dan menyebabkan terjadinya perdarahan hebat,
terutama perdarahan saluran gastrointestinal. yang menentukan beratnya
penyakitnya adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia, dan diatesis hemoragik
yang akan mengakibatkan terjadinya renjatan secara akut. nilai hematokrit
meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh
darah. dengan hilangnya plasma, anak mengalami hipovolemik dan apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.
2.1.5
Manifestasi Klinis
1)
Penurunan kesadaran menjadi sopor dan akhirnya
koma.
2)
Demam tinggi 2-7 hari, tampak lemah dan
lesu, suhu badan antara 38 – 40 0 C atau lebih tanpa sebab yang jelas.
3)
Tampak bintik-bintik merah pada kulit
seperti bekas gigitan nyamuk, disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di
kulit, untuk membedakan antara gigitan nyamuk biasa dengan nyamuk Aedes Aegypti
adalah dengan merenggangkan pada daerah kulit tampak bintik merah dan bila
hilang berarti bukan tanda DHF.
4)
Nyeri ulu hati terjadi karena adanya
perdarahan pada lambung, nyeri otot, nyeri tulang, dan sendi, dan nyeri pada
daerah abdomen.
5)
Adanya tanda-tanda perdarahan, adalah
pada daerah di bawah kulit (petekie, ekimosis), perdarahan pada hidung
(epistaksis), perdarahan pada gusi, berak darah/ batuk darah
(melena/hematemesis).
6)
Pembesaran hepar (sudah dapat diraba
sejak permulaan sakit anak), pembengkaka sekitar mata dan sakit kepala.
7)
Syok yang ditandai dengan nadi
lemah/cepat, disertai tekanan darah yang menurun (diastolik turun 40 mmHg atau
kurang), capillary refill lebih dari 2 detik.
8)
Kulit teraba dingin dan lembab terutama
pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki, serta timbul sianosis disekitar
mulut.
9)
Mual, muntah, tidak ada nafsu makan,
diare dan konstipasi.
2.1.6
Komplikasi
a.
Efusi pleura, disebabkan adanya
kebocoran plasma akibat meningktanya permeabilitas membran, sehingga cairan
akan masuk kedalam pleura.
b.
Perdarahan pada lambung
Terjadi akibat anak mengalami mual
dan muntah serta kurangnya nafsu makan pada anak, sehingga akan meningkatkan
produksi asam lambung. Bila ini terus berlangsung, maka asam lambung akan
mengiritasi lambung dan mengakibatkan perdarahan.
c.
Pembesaran pada hati, limpa, dan
kelenjar getah bening
Terjadi akibat bocornya plasma yang
mengandung cairan, dan mengisi bagian rongga tubuh. Cairan akan menekan dinding
dan organ tersebut, sehingga organ akan mengalami pembesaran.
d.
Hipovolemik
Terjadi akibat meningkatnya nilai
hematokrit bersamaan dengan hilangnya plasma melalui dinding pembuluh darah.
2.1.7
Pencegahan
Pencegahan yang
dapat dilakukan saat ini adalah dengan memutus rantai penularan dengan
memberantas penular maupun jentiknya. penggunaan vaksin untuk mencegah DHF
masih dalam taraf penilaian, sedangkan obat yang efektif terhadap virus belum
ada. Cara pencegahan ada dua, yaitu :
a. Memberantas
nyamuk dewasa
Caranya dengan diberi pengasapan
(fogging) menguunakan bahasa insektisida. Pengasapan ini sangat efektif dan
cepat memutuskan rantai penularan, karena nyamuk akan segera mati bila kontak
dengan partikel-partikel insektisida.
b. Memberantas
jentik
Caranya dengan meniadakan perindukannya,
sehingga nyamuk tidak berkesempatan untuk berkembang biak. cara ini dikenal
dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Aedes Aegypti di ketahui berkembang
biak di air bersih tergenang yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan dengan :
1. Memberantas
(menguras) tempat penyimpanan air, seperti bak mandi/WC, dan lain-lain
sekurang-kurannya seminggu sekali, karena perkembangbiakan dari telur sampai
menjadi nyamuk adalah 7 – 10 hari
2. menutup
rapat tempat penyimpanan/penampungan air (misalnya tempayan, drum, dll) agar
nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur.
3. Membersihkan
pekarangan rumah/halaman, kemudian mengubur/membakar/membuang barang bekas yang
dapat digenangi air (seperti kaleng, botol, ban bekas, tempurung,dll)
4. Mengganti
air pada vas bunga dan tempat minum burung secara berkala
5. Untuk
tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk abate
ke dalam genangan air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, untuk membunnuh
jentik-jentik nyamuk, ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali atau peliharalah
ikan ditempat itu.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
a.
Darah
1. Pemeriksaan darah lengkap tiap 6-8 jam sehari
2. Terjadi trombositopenia (100.000/mm3) dan
hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih)
3. Hemoglobin meningkat 20%
4. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan hipoprotemia
b.
Rontgen Thoraks
Untuk mengetahui adanya efusi pleura
c. Uji
serologi
Yaitu serum diambil pada masa akut
dan pada masa penyembuhan (1-4 minggu setelah gejala awal penyakit) dengan
mengambil darah ini dilakukan minimalmempat kali. pengukuran titer antibodi
pasien dengan cara haema glutination inhibitation tes (HI test) atau dengan uji
pengikatan komplemen (complement fixation test/ CFT) diambil darah vena 2-5 ml)
d. Test
Tourniquet
Cara uji torniquet adalah dengan
memasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompa sampai air raksa mencapai
pertengahan tekanan sistolik dan diastolik, biarkan selama 10-15 menit. Pada
pemeriksaan terhadapa > 20 petekie pada daerah lengan bawah dengan diameter
2,8 cm, maka dinyatakan anak positif anak positif DHF.
Kriteria
:
(+)
jumlah petekie≥ 20
(-)
jumlah petekie 10-20
(±)
jumlah petekie ≤10
e. Sumsum
tulang
Awal hiposeluler kemudian menjadi
hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan menstruasi. Hari ke 10 biasanya
kembali normal.
f. USG
Hematomegali –splenoegali
1)
Darah
a)
Trombosit menurun
b)
HT meningkat lebih 20%
c)
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
d) protein
darah rendah
e)
Ureum PH bisa meningkat
f)
Na dan Cl rendah
2)
Serology : HI (Hemaglutination
inhibitation test)
a)
Rontgen thoraks : efusi pleura
b)
Uji test tourniqurt (+)
2.1.9 Penatalaksanaan
1)
Berikan minum 50 ml/kg dalam 4-6 jam
pertama berupaair teh dengan gula, sirup, susu/ASI, sari buah/oralit.
2)
Berikan kompres air hangat
3)
Berikan antipiretik dengan dosis 10-15
mg/kg/kg BB
4)
Berikan cairan intravena
2.2
KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA DEMAM BERDARAH
2.1.1
PENGKAJIAN DATA
Merupakan
pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, anamnesi merupakan bagian yang
sanagt penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan anamnesi dapat
menentukan sifat dan berat penyakit.
A. Data
Subyektif
1. Identitas
Meliputi :
Nama
|
:
|
Berupa
nama lengkap sebagai identitas diri agar tidak terjadi kekeliruan dalam
memberi asuhan
|
Umur
|
:
|
Digunakan
untuk penilaian klinis yang di sesuaikan dengan umur
|
Jenis
Kelamin
|
:
|
Jenis
kelamin sangat diperlukan sebagai penilaian data pemeriksaan klinis
|
Nama, umur,
pendidikan, dan pekerjaan orang tua
|
||
|
|
Sebagai
identitas tambahan yang menggambarkan keakuratan data
|
Agama
dan suku
|
:
|
Untuk
memberikan dorongan spiritual yang sesuai dengan kepercayaan yang dianut
|
Alamat
|
:
|
Berisi
alamat lengkap agar mudah untuk dihubungi apabila ada keperluan atau
kepentingan untuk klien
|
2. Keluhan
utama
Meliputi keluhan yang dirasakn saat
ini yang disebabkan pasien dibawa berobat ke rumah sakit.
Keluhan yang dirasakan pasien demam
berdarah : “ ibu pasien mengatakan anaknya demam ± 6 hari, perdarahan pada
hidung dan gusi serta sariawan”.
3. Riwayat
penyakit sekarang
Penyakit yang sekarang diderita
pasien yang diketahui melalui anamnesa berupa perjalanan penyakit pasien dari
mulai sakit sampai pasien dibawa ke rumah sakit.
4. Riwayat
kesehatan yang lalu
Penyakit yang pernah diderita
pasien sebelumnya diketahui karena mungkin ada hubungannya dengan oanyakit yang
diderita pasien saat ini dan bisa sebagai informasi untuk membantu pembuatan
diagnosis.
5. Riwayat
kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam
keluarga ada yang mengidap penyakit menahun seperti asma, paru-paru, jantung ataupun
penyakit menular seperti HIV/AIDS serta penyakit menurun seperti diabetes dan
hipertensi.
6. Pola
kebiasaaan sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
Tidak ada nafsu makan, penurunan
BB, sering mual dan muntah, anoreksia.
b. Pola
Eliminasi
Terjadi diare atau konstipasi
c. Pola
Aktifitas
Sering terjadi malaise
d. Pola
personal hygiene
Kebersihan terganggu
e. Pola
psikososial
Untuk mengetahui hubungan pasien
dengan orang tua, keluarga, tetangga dan sekitarnya.
f. Data
sosial budaya
Keadaan lingkungan yang berhubungan
dengan pasien, pantangan makanan/minuman, kebiasaan minum jamu, pijet, merokok,
minum-minuman keras dan obat-obatan.
B.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan
fisik umum
Keadaan umum : lemah dan lesu
Kesadaran : sopor menjadi koma
Data antropometri : BBI = (umur
dalam tahun x 2 ) + 8
TTV : TD : diastolik turun 20 mmHg
dan sistol 80 mmHg
S : 38 -40 0C/lebih
N : lemah/lemah
RR : 25 -30 x/menit
2. Pemeriksaan
fisik khusus
(terdiri dari inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi)
Kepala
|
:
|
Nyeri
tekan
|
Muka
|
:
|
Pucat
|
Mata
|
:
|
Pembengkakan
sekitar mata
|
Hidung
|
:
|
Epitaksis
(perdarahan), dingin dan lembab pada ujung hidung,
|
Mulut
|
:
|
Perdarahan
pada gusi, batuk darah (melena/hematemesis), sianosis
|
Leher
|
:
|
Adanya
pembengkakan kelenjar limfe, tiroid, vena jungularis
|
Dada
|
:
|
Nyeri
ulu hati
|
Abdomen
|
:
|
Nyeri
pada abdomen
|
Genetalia
|
:
|
Kebersihan
terganggu
|
Anus
|
:
|
Kebersihan
terganggu karena adanya diare
|
Ekstremitas
|
:
|
Teraba
dingin dan lembab pada ujung jari tangan dan kaki
|
3. Pemeriksaan
laboratorium
a. Darah
b. Rontgen
thoraks
c. Uji
serologi
d. Test
tourniquet
e. Sumsum
tulang
f. USG
2.2.2
INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa
: An “...” umur .... tahun
dengan demam berdarah derajat II
Data
Subyektif : data yang diperoleh dari pernyataan pasien
Data
Obyektif : data yang diperoleh dari pemeriksaan
petugas
Keadaan
umum: lemah dan lesu
Kesadaran
: sopor sampai koma
TTV
: TD : diastolik turun
20 mmHg, sistol 80 mmHg/kurang
S
: 38 – 40 sampai lebih
N
: lemah/cepat
RR
: 25-30 x/menit
Pemeriksaan
penunjang
a.
Darah
Terjadi trombositopenia (100.000
/m2) dan hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20%/lebih), hemoglobin meningkat
20% dan hasil pemeriksaan menunjukkan hipoprotemia.
b.
Rontgen thoraks
c.
Uji serologi
d.
Test serologi
e.
Test tourniquet
Dinyatakan positif jika jumlah
petekie ≥20
f.
Sumsum tulang
g.
USG
2.2.3
IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Keadaan yang mungkin
terjadi pada pasien demam berdarah :
a. Efusi
pleura
b. Perdarahan
pada lambung
c. Pembesaran
pada ulu hati, limfe, dan kelenjar getah bening
d. Hipovolemik
2.2.4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tindakan
yang pertama dan utama untuk mengetahui masalah dan mencegah terjadinya masalah
potensial yang mengancam keselamatan jiwa pasien seperti konsultasi,
kolaborasi, dan rujukan.
2.2.5
INTERVENSI
1. Berikan
minum 50 ml/kg dalam 4-6 jam pertama berupaair teh dengan gula, sirup,
susu/ASI, sari buah/oralit.
2. Berikan
kompres air hangat
3. Berikan
antipiretik dengan dosis 10-15 mg/kg/kg BB
4. Berikan
cairan intravena
2.2.6
IMPLEMENTASI
Semua
rencana asuhan yang telah direncanakan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara
menyeluruh dan efisien.
2.2.7
EVALUASI
Melakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan bagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
Subyektif :
data yang diperoleh dari keterangan pasien
Obyektif :
data yang diperoleh dari pemeriksaan petugas kesehatan
Assasment :
Pendokumentasi dari hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif
Planning : rencana tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
kesehatan atau tim medis
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
No registrasi : 050816
Tanggal :
25 Juli 2014
Jam :
18.00 WIB
Oleh :
Laila Qurrotul Aini
Tempat :
Ruang Shofa
3.1
Pengkajian
Data
A. Data
subyektif
1. Biodata
Nama anak : An”R”
Anak ke : Pertama
Umur : 3 tahun
Agama : Islam
Alamat : Beciro ngegor RT. 4/ RW.I, Krian, Sidoarjo
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama
ibu : Ny”F”
|
Nama
Ayah : Tn”D”
|
Umur : 29 tahun
|
Umur : 34 tahun
|
Agama : Islam
|
Agama : Islam
|
Pendidikan
: SMA
|
Pendidikan : SMA
|
Pekerjaan
: -
|
Pekerjaan : Swasta
|
Penghassilan
: -
|
Penghasilan:
Rp 2.100.000,-
|
Alamat
: Beciro ngegor, RT. 4/RW.I, Krian, Sidoarjo
|
Alamat : Beciro ngengor, RT4/RW.I,Krian,
Sidoarjo
|
2. Keluhan
utama
Ibu pasien mengatakan anaknya panas dan tidak nafsu makan
3. Riwayat
penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya panas
kurang lebih 4 hari dan sebelumnya pernah dibawa berobat ke bidan tetapi tidak
ada perubahan, akhirnya dibawa ke RSU Al Islam H.M Mawardi Krian untuk
mendapatkan pengobatan lebih lanjut untuk rawat inap pada tanggal 25 Juli 2014
Jam 16.00 WIB.
4. Riwayat
penyakit yang lalu
Sebelumnya An”A” belum pernah
mengalami demam berdarah tetapi An”R” pernah dirawat dirumah sakit dengan kasus
diare pada umur 1,5 tahun.
5. Riwayat
penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak
ada yang mempunyai penyakit menurun (diabetes), menular (hepatitis), menahun
(jantung).
6. Pola
kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum Sakit
Makan : 3x/hari, porsi ½ piring, menu nasi dan lauk
Minum : air putih 5 gelas, dan susu
2 gelas/hari @ 200 cc
Selama Sakit
Makan : 1x/hari, porsi 3-4 sendok, menu bubur dan
lauk
Minum : air teh 1 botoh @ 400 cc
b. Pola
eliminasi
Sebelum sakit
BAK : 6x/hari, kuning jernih,, khas
BAB : 1x/hari, kuning, khas, padat
Selama sakit
BAK : 3x/hari, kuning jerih, khas
BAB : 1x/hari, kuning, khas, cair
c. Pola
istirahat
Sebelum sakit : tidur siang 3 jam,
tidur malam 8 jam/hari
Selama sakit : tidur siang 1 jam, tidur malam 5 jam/hari
d. Pola
aktivitas
Sebelum sakit : pasien bermain
dengan temannya
Selama sakit : pasien tidak melakukan aktifitas seperti
biasanya
e. Pola
personal hygiene
Sebelum sakit : mandi 2x/hari,
ganti baju 3x/hari
Selama sakit : mandi 2x/hari, ganti baju 5x/hari
f. Pola
Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga
baik-baik saja dan persepsi keluarga terhadap penyakitnya adalah cobaan Tuhan.
g. Pola
sosial budaya
Pasien tidak pernah dipijat dan
diurut oleh dukun dan tidak mengkonsumsi vitamin tambahan.
B. Daya
Obyektif
1. Pemeriksaan
fisik umum
a. Keadaan
umum : lemah
b. Kesadaran
: sopor
c. TTV
: TD : 110/60 mmHg
N
:110 x/mnt
S : 39 0C
RR :22 x/menit
d. TB
: 110 cm
e. BB
: 14 kg
2. Pemeriksaan
fisik khusus
Kepala
|
Bersih,
tidak ada ketombe, penyebaan rambut merata, tidak rontok, warna hitam , tidak
ada benjolan
|
Muka
|
Simetris,
pucat, tidak oedem
|
Mata
|
Simetris,
konjungtiva pucat, sklera putih
|
Hidung
|
Hidung
simetris, tidak ada polip, bersih
|
Mulut
|
Bibir
pucat, simetris, terdapat stomatitis
|
Telinga
|
Bersih,
simetris, tidak ada serumen
|
Leher
|
Tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan vena jungularis
|
Dada
|
Tidak
ada nyeri dada, irama nafas teratur
|
Abdomen
|
Adanya
nyeri tekan, bising usus 10 x/menit
|
Genetalia
|
Bersih
|
Anus
|
Bersih,
anus tidak kemerahan
|
Ekstremitas
|
Tidak
lumpuh, simetris, ujunh jari tamgan dan kaki teraba dingin, tidak kuku kuduk
|
3. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan darah
Hari
I
|
Hasil
|
Normal
|
Leukosit
|
7,7
x 10^ 9/l
|
4,8
-10,8
|
Hemoglobin
|
11,9
g/l
|
11,0-16,0
|
Trombosit
|
195
x 10^9/l
|
150-450
|
Hari
II
|
Hasil
|
Normal
|
Leukosit
|
4,0
x 10^ 9/l
|
4,8
-10,8
|
Hemoglobin
|
12,1
g/l
|
11,0-16,0
|
Trombosit
|
132
x 10^9/l
|
150-450
|
3.2
Interpretasi
Data Dasar
Diagnosa : An “R” umur 3 tahun dengan DHF derajat II
Data Subyektif : ibu pasien mengatakan anaknya panas dan tidak
nafsu
makan
Data obyektif : keadaan umum : lemah
kesadaran : sopor
TTV : TD : 1110/60 mmHg
N : 110x/mnt
S : 39
0C
RR : 22 x/menit
Nutrisi : makan 3-4 sendok, bibir
stomatitis, dan ujung jari kaki serta tangan teraba dingin dan pada abdomen
teraba adanya nyeri tekan.
Pemeriksaan penunjang
Hari
I
|
Hasil
|
Leukosit
|
7,7
x 10^ 9/l
|
Hemoglobin
|
11,9
g/l
|
Trombosit
|
195
x 10^9/l
|
Hari
II
|
Hasil
|
Leukosit
|
4,0
x 10^ 9/l
|
Hemoglobin
|
12,1
g/l
|
Trombosit
|
132
x 10^9/l
|
3.3
Diagnosa
Potensial
Potensial terjadinya perdarahan pada
lambung diakibatkan karena kurangnya nafsu makan serta kenaikan suhu tubuh
memicu terjadinya syok neurogenik.
3.4
Identifikasi
Kebutuhan Segera
1. Infus
D5 ¼ 1200 cc/24 jam
2. Intermoxil
500 mg
3. Antrain
150 mg
4. Kolaborasi
dengan dokter dan tim medis lainnya
3.5
Intervensi
Diagnosa : An “R” umur 3 tahun
dengan demam berdarah
Tujuan : 1. Jangka pendek
setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama 1x 30 menit diharapakan keluarga pasien mengerti penjelasan petugas
dengan kriteria hasil :
a.
Keluarga mampu menjelaskan kembali
penjelasan petugas
b.
Keluarga pasien kooperatif dengan
petugas
2.Jangka panjang
setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama 1 x 24 jam diharapkan keadaan umum pasien membaikdengan kriteria hasil :
a. Keadaan
umum pasien membaik
b. Hasil
pemeriksaan TTV normal
TD
: 110/45 mmHg
N
: 120x/menit
S
: 365-375 0C
RR
: 40 – 60 x/menit
c. Hasil
pemeriksaan laborat darah dalam batas normal
WBC : 4,8 -10,8
HBC : 11,0 -16,0
HCT : 37,0 -50,0
PLT : 150-450
Intervensi :
1. Berikan
penjelasan tentnag penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ penjelasan tentang penyebab
demam (kondisi klien) dapat membantu mengurangi kecemasan pasien
2. Lakukan
observasi tanda-tanda vital terutama suhu
R/ untuk mengetahui keadaan umum
pasien
3. Jelaskan
pentingnya tirah baring bagi klien
R/ keterlibatan keluarga sangat
berarti dalam proses penyembuhan klien di RS
4. Anjurkan
klien untuk banyak minum kurang lebih 1-5-2 l/hari dan jelaskan manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh
menagkibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan
asupan caran yang banyak.
5. Berikan
kompres dingin dan anjurkanmemakai pakaian tipis
R/menurunkan suhu tubuh, pakaian
tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
6. Berikan
terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai
reseptor di hypotalamus dapat meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh
diupayakan mendekati suhu normal
7. Jelaskan
pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan pengetahuan klien
dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan
3.6
Implementasi
Diagnosa : Demam berdarah derajat
II
Tanggal : 25 Juli 2014
Jam : 18.30
1. Memberikan
penjelasan tentang penyebab demam
2. Melakukan
observasi TTV terutama suhu
3. Menjelaskan
pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
4. Menganjurkan
klien untu banyak minum kurang lebih 1,5 – 2 l/hari dan menjelaskan manfaatnya
5. Memberikan
kompres dingin dan menganjurkan memakai pakaian tipis
6. Memberikan
terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
7. Menjelaskan
pentingnya nutrisi yang cukup
3.7
Evaluasi
a. Jangka
pendek
Tanggal : 25 Juli 2014 Jam
: 19.00 WIB
S
|
Ibu
pasien mengatakan sudah mengerti penjelasan petugas
|
O
|
-
ibu pasien tampak mengerti
penjelasan petugas
-
ibu pasien dapat mengulangi
penjelasan petugas
-
ibu pasien kooperatif dengan
petugas
|
A
|
An”R”
umur 3 tahun dengan DHF, masalah sudah teratasi pada kriteria jangka pendek
|
P
|
Intervensi
dilanjutkan
|
b. Jangka
panjang
Tanggal : 26 Juli 2014 Jam
: 19.00 WIB
S
|
Ibumengatakan
panas badan anaknya mulai turun
|
O
|
S
: 37 0C
Keadaan
umum : lemah
Nutrisi
: makan 1/3 mangkok bubur
Bibir
stomatitis
|
A
|
An
“R” umur 3 tahun dengan DHF derajat II, masalah teratasi sebagian
|
P
|
Intervensi
dilanjutkan
-
jika panas naik, kompres dengan
air dingin
-
Jelaskan pentingnya nutrisi yang
cukup dengan memberikan makanan yang menarik minat anak dan sajikan dalam
keadaan hangat.
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan
asuhan kebidanan pada An “R” dengan demam berdarah di RSU AL Islam H.M Mawardi
Krian, Sidoarjo didapatkan hasil sebagai berikut :
Dalam pengkajian kasus
An “R” umur 33 tahun dengan demam berdarah di RSU AL Islam H.M Mawardi pada
ruang Shofa diperoleh data subyektif dan obyektif melalui anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk merumuskan diagnosa.
Diagnosa dalam kasus
ini adalah demam berdarah.
Identifikasi masalah
potensial merupakan langkah antisipasi teradinya situai yang gawat dimana
diperlukan untuk keselamatan jiwa anak. dalam tinjauan kasus ini diperlukan
tindakan segera serta kolaborasi dengan tim medis.
Intervensi merupakan
rencana asuhan yang menyeluruh yang ditemukan dari langkah-langkah sebelumnya
berdasarkan tujuan dan kriteria yang diharapkan. Asuhan yang diberikan harus
sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Pada
tinjauan kasus ini, rencana asuhan sudah erdasarkan tujuan dan kriteria hasil
yang diharapkan dan mencakup semua aspek asuhan yang diberikan.
Implementasi merupakan
pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh. Pada kasus ini, rencana asuhan yang
telah ditentukan dilaksanakan secara menyeluruh berorientasi pada kepuasan
klien.
Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui keaktifan asuhan yang telah terpenuhi sesuai dengan kriteria
hasil yang telah ditentukan.
Dalam kasus ini
terdapat kesesuaian antara konsep dan teori yang tidak jauh berbeda dengan
kenyataan yang diperoleh selama berlangsungnya studi dan kenyataan dalam kasus.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada An”R” umur 3 tahun dengan diagnosa demam
berdarah derajat II mengacu pada tujuan yang ada maka ditentukan adanya masalah
atau diagnosa kebidanan. Dengan diagnosa tersebut dapat ditentukan intervensi
yang selanjutnya diimplementaskan sesuai kebutuhan. Dan implementasi yang ada
dilakukan evaluasi dengan hasil masalah teratasi karena adanya kerjasama yang
baik dari nakes dan keluarga sehingga mendukung proses penyembuhan.
5.2 Saran
Sebaiknya, masyarakat
lebih menjaga kebersihan lingkungan untuk meminimalkan pertumbuhan nyamuk Aedes
Aegypty yang dapat menyebabkan demam berdarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar