Jumat, 27 Juni 2014

Tipe Pengambilan keputusan

BAB IILANDASAN TEORI 2.1 Tipe Pengambilan KeputusanTipe Pengambilan Keputusan ( Saraswati I, Tarigan L.H, 2002):
1.      Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup.2.      Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera, langsung diputuskan, karena keputusan tersebut dirasakan paling tepat.3.      Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena segera dilaksanakan.4.      Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam situasi marah dan tergesa-gesa.5.       Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang bertanggung jawab.6.      Pengambilan keputusan secara berhati-hati, dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan.2.1.1  Teori Pengambilan KeputusanPola dasar berpikir dalam konteks organisasi meliputi:1.          Penilaian situasi (Situational Approach): untuk menghadapi pertanyaan “apa yg terjadi?”.
2.          Analisis persoalan (Problem Analysis): dari pola pikir sebab-akibat.
3.          Analisis keputusan (Decision Analysis): didasarkan pada pola berpikir mengambil pilihan.4.          Analisis persoalan potensial (Potential Problem Analysis): didasarkan pada perhatian peristiwa masa depan, yang mungkin & dapat terjadi.2.1.2     Elemen-Elemen Dasar Pengambilan Keputusan
1.           Menetapkan  Tujuan
      Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya, apakah spesifik dapat diukur hasilnya ataupun sasaran bersifat umum. Tanpa penetapan tujuan, pengambil keputusan tidak bisa menilai alternatif atau memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu, tujuan ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan sistem nilai seseorang. Pada tingkat kelompok dan organisasi, tujuan ditentukan oleh pusat kekuasaan melalui diskusi kelompok, konsensus bersama, pembentukan kualisi dan berbagai macam proses yang mempengaruhi. Ditambahkan oleh Wijono, bahwa tujuan harus dibagi menurut pentingnya, ada tujuan yang bersifat harus atau tidak bisa ditawar, dan ada tujuan yang bersifat keinginan, yang mana masih bisa ditawar.2.           Mengidentifikasi permasalahan
      Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Permasalahan dalam organisasi dapat berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya operasional yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan lain-lain. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas penyebab permasalahan. Jika penyebab timbulnya permasalahan tidak dapat diidentifikasi dengan tepat, maka permasalahannya yang ada tidak dapat diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam mengidentifikasi permasalahan, yaitu mengabaikan permasalahan yang ada, pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab permasalahan yang sebenarnya, serta melindungi diri karena informasi dianggap mengancan harga diri.3.           Mengembangkan sejumlah alternative
       Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji berbagai informasi baik intern maupun ekstern untuk mengembangkan serangkaian alternatif yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan seseorang menolak untuk membuat keputusan yang terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.         Proses pengambilan keputusan yang rasional mengharuskan pengambil keputusan untuk mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses pencarian alternatif pemecahan masalah seringkali terbatas.4.      Penilaian dan pemilihan alternative
      Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang ditentukan, apakah dapat memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan.5.      Melaksanakan keputusan      Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya juga memegang peranan yang penting (Gillies, 1996; Gitosudarmo, 1997). Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit mempertimbangkan penerapan operasionalnya (Gitosudarmo, 1997).6.      Evaluasi dan pengendalian
      Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, dimana permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk dalam penetapan sasaran tujuan (Wijono, 1999; Gitosudarmo, 1997).Inti Pengambilan Keputusan      Berarti memilih alternatif, alternatif yg terbaik (the best alternative). Pengambilan keputusan terletak dlm perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian & dalam pemilihan alternatif yang tepat. Pengambilan keputusan tersebut dilakukan setelah evaluasi/ penilaian mengenai efektifitasnya dlm mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan.Lingkungan Situasi Keputusan      Lingkungan eksternal meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, alam dan pembatasan-pembatasan suatu negara berupa “quota”. Sedangkan lingkungan internal meliputi mutu rendah, kurangnya promosi, pelayanan konsumen tidak memuaskan dan sales/ agen tidak bergairah. Pengambilan keputusan yang baik harus mempertimbangkan :a.    Kondisib.    Kehendakc.    KonsekuensinyaLangkah dalam pengambilan keputusan yang baik :1.    Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien.2.    Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan.3.    Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya (POSITIF dan NEGATIF)
2.1.3 Hal – hal yang Perlu Ditekankan Kepada Klien dalam  Pengambilan Keputusan1.    Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas. Pengambilan keputusan dibuat setelah klien diberi informasi secukupnya untuk menimbang pilihan sesuai dengan situasinya.2.    Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan situasi.3.    Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhannya.
2.2    Pemberian Informasi EfektifPemberian informasi efektif bila:1.    Informasi yg diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam mengambil keputusan.
2.    Informasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti.
3.    Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut :a.         Singkat dan tepat (pilih hal-hal penting yg perlu diingat klien)b.         Menggunakan bahasa sederhanac.         Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskand.      Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting

tahap spermatogenesis


SPERMATOGENESIS

A.      Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan spermatozoa di dalam tubulus seminiferus (lobus testis).
B.       Proses spermatozoa dipengarui oleh :
1.    LH : merangsang sel leydig untuk menghasilkan testosteron (memacu pertumbuhan kelamin sekunder)
2.    FSH : merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis)
C.   Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1.  Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiosis
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3.  Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
D.      Bagan spermatogenesis

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMUWeBKwHiDocFZXQlcnD6vNzcMumFpHbtOzz4nUZD72J3GmQLTCqrzIQ0JHnwjxxv34S1PkPzP9AVG-N9-2JfFJ2Mpu-3X9fXekRh5u-rx22V1ilrPfuUa4gihQzJCmuGPyC4mjJOVvc/s1600/New+Picture.bmp
Gambar sperma


abortus imminens

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  KONSEP DASAR TEORI
2.1.1  Pengertian
Abortus imminens adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin dapat mencapai 500 gr atau kurang dari 20 minggu yang ditandai dengan:
a.         Terdapat keterlambatan datang bulan.
b.         Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules).
c.         Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan  umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim.
d.        Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
e.         Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
 (Manuaba, 1998:218-219)
2.2.2 Etiologi
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi  terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
a)         Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena:
1.             Kelainan kromosom
          Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan yaitu trisomi poliploidi dan kemungkinan pada kelainan kromosom seks. (Sarwono, 1991:303)
2.             Lingkungan kurang sempurna
          Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
3.             Pengaruh dari luar
          Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. (Sarwono, 1991:303)
b)      Kelainan pada placenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. (Sarwono, 1991:303)
Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM. (Manuaba, 1998:215)
c)      Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang. (Sarwono, 1991:303)
d)     Kelainan tractus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaab uterus dapat menyebabkan abortus.
Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester II ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit. (Sarwono, 1991:303)
2.2.3         PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan placenta menyebabkan perdarahan, sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2.
Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut, karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya :
1.      Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2.      Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3.      Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah akral dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
Umur hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna, dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
a)      Di atas 10 minggu, dengan pembentukan placenta sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran placenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebut persalinan imaturus.
b)      Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.

Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi
1.    Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan mirip daging.
2.    Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
3.    Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng.
4.    Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas.
5.    Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda kecil yang tidak berbentuk.
6.    Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu. Bila keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan dapat terjadi maserasi dengan ciri kulit mengelupas, tulang belakang kepala berimpitan dan perut membesar karena asites/pembentukan gas. (Manuaba, 1998:216-217)
2.2.4    Gambaran Klinis Abortus Imminen
1.    Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2.    Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3.    Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4.    Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
5.    Pemeriksaan ginekologi :
a.       Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b.      Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
c.       Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
2.2.5 Komplikasi
Keguguran mempunyai penyulit sebagai berikut :
a.       Perdarahan
1.      Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
2.      Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
b.      Infeksi
c.       Degenerasi ganas
1.      Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%.
2.      Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya.
d.      Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi perforasi dengan gejala
1.        Kiret terasa tembus.
2.        Penderita kesakitan, syok.
3.        Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220
e. Terjadinya abortus insipiens
2.2.6   Pemeriksaan Penunjang Abortus Imminen
1.             Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2.             Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3.             Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
4.             Data laboratorium
a.       Tes urine
b.      Hemoglobin dan hematokrit
c.       Menghitung trombosit
d.      Kultur darah dan urin
2.2.7   Penanganan
1.    Penanganan awal
     Untuk penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari:
a.       Keadaan umum pasien.
b.      Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112×/menit).
c.       Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis, pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu.
d.      Tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
e.       Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).
2.     Penanganan spesifik
a.         Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
b.        Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
c.         Bila perdarahan :
·      Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
·      Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
·      Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151)


           2.2 KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS IMMINENS
2.1.1 PENGKAJIAN DATA
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, anamnesa merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan anamnesa dapat menentukan sifat dan berat penyakit.
A.       Data subjektif
1.        Identitas
            Meliputi identitas dari ibu dan suaminya, yang mencakup :
Nama
:
berupa nama lengkap sebagai identitas diri agar tidak terjadi kekeliruan dalam memberi asuhan
Umur
:
Digunakan untuk penilaian klinis yang di sesuaikan      dengan umur
Suku dan bangsa
:
digunakan untuk mengetahui status sosial budayanya
Agama
:
untuk menentukan dukungan spiritual
Pendidikan
:
digunakan untuk pemberian pengetahuan tambahan dan tingkat komunikasi
Pekerjaan
:
Digunakan untuk menilai aktivitas pasien
Penghasilan
:
Digunakan sebagai acuan jika sewaktu-waktu pasien harus di rujuk dan disesuaikan dengan keuangan
Alamat
:
berisi alamat lengkap agar mudah untuk di hubungi apabila ada keperluan atau kepentingan dengan klien
No. Telp
:
Jika sewaktu-waktu tenaga kesehatan membutuhkan klien

2.      Ananmnesa
2.1 Kunjungan ke : 2
2.2 Keluhan utama / Alasan berkunjung
Meliputi keluhan yang dirasakan  dan alasan berkunjung, yang disebabkan pasien dibawa berobat ke rumah sakit atau puskesmas.
Alasan   ibu berkunjung : ibu mengatakan merasa  mulas atau kram perut
2.3 Riwayat Menstruasi
         Menarche           : 14 th
      Siklus                 : 28 hari teratur setiap bulan
      Lamanya            : 6-7 hari
      Banyaknya         : 4x/ hari ganti softex
      Warna                 : merah, sifat darah encer
      Bau                     : anyir
      Dismenorrhe       : ya
      Flour albus         : tidak
      HPHT                 : 21-8-2014
      HPL                   : 28-05-2015
2.4  Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
No
Suami  ke
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
KB
Hamil ke
UK
Jns Prslnn
Penolong
Tempat
Penyulit
Seks
BB /
PB
Hidup
Mati
Laktasi
Penyulit
H  A M  I  L    I  N I

















2.5 Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya diketahui karena mungkin ada hubungannya dengan penyakit yang diderita pasien saat ini dan bisa sebagai informasi untuk membantu pembuatan diagnosis.
2.6   Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mengidap penyakit menahun seperti asma, paru-paru, jantung ataupun penyakit menurun seperti diabetes dan hipertensi.
2.7   Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil
Saat hamil
makan 3 x sehari, makan 4 sehat 5 sempurna
makan 1 x sehari, makan buah-buahan

b. Eliminasi
Sebelum hamil
Saat hamil
BAB
Frek     : 1 x sehari
warna  : kuning
bau      : khas
Konsistensi  : lunak
BAK
Frek      : 5 x sehari
Warna  : kuning, jernih
Bau       : khas

BAB
Frek  : 1 x 2 hari
Warna   : kuning kecoklatan
Bau        : khas
Konsistensi  : padat
BAK
Frek      : 8 x sehari
 Warna : kuning, jernih
   Bau   : khas





c.         Personal Hygine
Sebelum hamil
Saat hamil
Mandi : 2 x sehari
 Gosok gigi     : 3 x sehari
Ganti celana dalam  : 2 x sehari
Keramas      : 3 x seminggu

Mandi       : 2 x sehari
Gosok gigi        : 3 x sehari
Ganti celana dalam  : 5 x sehari
Keramas     : 3 x seminggu


d.        Pola istirahat
Sebelum hamil
Saat hamil
Tidur siang    : 2 jam
Tidur Malam : 8 jam

Tidur siang    : 1 jam
Tidur malam : 5 jam


e.         Pola aktivitas
Sebelum hamil
Saat hamil
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri

ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami

.
f.     Pola Seksual
Sebelum hamil
Saat hamil
ibu menyatakan melakukan hubungan suami istri sebanyak 3 x seminggu

Ibu menyatakan melakukan hubungan suami istri sebanyak 4 x seminggu




2.8            Riwayat Psikososial dan Spiritual
Status perkawinan     : Resmi, kawin 1x
Umur pertama kawin            : 23 tahun
Lama kawin              : 1 tahun
Pengambil keputusan: suami dan keluarga
Status emosional       : suami, ibu dan keluarga senang dengan                                              kehamilannya
Kegiatan spiritual      : Melaksanakan sholat 5 waktu, mengikuti                                           Pengajian dan berdoa demi kelancaran            
B.        Data Obyektif
1.      Pemeriksaan fisik umum
a.       Keadaaan umum                    : Lemah
b.      Kesadaran                              : composmetis
c.       TTV                                        : TD     : 100/70 mmHg
  S        : 37,50C
 N        : 100x/mnt
 RR      : 24x/menit
d.      Pemeriksaan Antropometri :
BB : Sebelum hamil : 50 kg
        Saat hamil        : 51 kg
TB : 150 cm
C.            Pemeriksaan Fisik
Kepala
:
bersih, penyebaran rambut merata, tidak rontok, warna rambut hitam , tidak ada nyeri tekan
Muka
:
pucat, dan tidak oedem
Mata
:
simetris, konjungtiva pucat, sklera putih
Hidung
:
simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
Telinga
:
simetris, bersih
Mulut dan gigi
:
bibir pucat, gigi bersih, tidak ada stomatitis
Leher
:
Bersih, tidak ada pembesaran vena  jungularis,dan tiroid
Dada dan payudara
:
Payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran abnormal
Abdomen
:
Nyeri dan kram, bising usus normal
Genetalia
:
Terdapat lendir darah, serviks masih menutup
Anus
:
Bersih
Ekstremitas
:
tidak varises dan oedem

D.           Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
Data laboratorium :
1. Tes urine
2. Hemoglobin dan hematokrit
3. Menghitung trombosit
4. Kultur darah dan urine
2.2.2   Interpretasi  data dasar
1.      Diagnosa : Ny. L G1P00000 hamil 10 mg dengan abortus iminens
2.      Data Dasar :
a.         Data Subjektif     : Data yang di peroleh dari pasien
          “Ibu mengatakan merasa  mulas dan  kram perut.”
b.        Data Objektif    : Data yang di peroleh dari pemeriksaan petugas
a)      Keadaan umum     : Lemah
b)      Kesadaran             : Composmetis
c)      Data antrometri      :   BB : 58 kg
                                                                          TB  : 150 cm
d)     Tanda tanda vital :
                                                                                 i.     Tensi : 100/70 mmHg
                                                                               ii.     Nadi : 100 x/menit
                                                                             iii.     Suhu : 37,5 0C
                                                                             iv.     RR    : 24 x/menit
e)      Abdomen : nyeri dan kram perut
f)       Genetalia : terdapat bercak darah
g)      Pemeriksaan laboratorium : PP test positif
2.2.3        Identifikasi Masalah Potensial
a.       Perdarahan
a)      Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
b)      Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
b.      Infeksi
c.       Degenerasi ganas
a)        Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%.
b)        Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya.
d.      Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi perforasi dengan gejala
a)        Kiret terasa tembus.
b)        Penderita kesakitan, syok.
c)        Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220)
e.    Terjadinya abortus insipiens
2.2.4   Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan pertama dan utama untuk mengatasi masalah dan mencegah terjadinya masalah potensial yang mengancam keselamatan jiwa pasien seperti konsultan, kolaborasi, dan rujukan.
“ Kolaborasi dengan dr. S.Pog”



2.2.5   Intervensi
1.      Penanganan awal
Untuk penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari:
a.         Observasi keadaan umum pasien.
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien yang terkena abortus imminens
b.        Hati-hati dengan tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112×/menit).\
       R/ agar dapat mengatisipasi jika terjadi bahaya pada ibu dan dapat mengatasi masalah ini
c.         Pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu.
(Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis)
R/ supaya kita berhati-hati dan teliti untuk menangani masalah abortus imminens
d.        Perhatikan tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
R/agar dapat menangani bahaya-bahaya infeksi pada abortus imminens
e.         Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).
R/agar mengetahui keadaan pasien apakah perlu dirujuk atau tidak
2.      Penanganan spesifik
a.       Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
R/supaya ibu dapat mobilisasi
b.      Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
R/agar tidak merangsang kontraksi uterus
c.       Bila perdarahan :
·         Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
R/untuk memperbaiki KU ibu
·         Terus berlangsung: nilailah kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
R/untuk mengatisipasi tanda bahaya pada janin
Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151
2.2.6         Implementasi
Semua rencana asuhan yang telah direncanakan pada langkah ke lima dilaksanakan secara menyeluruh dan efisien.
1.         Melakukan  observasi keadaan umum pasien.
2.         Memperhatikan tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112×/menit).
3.         Memantau kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu.
(Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis)
4.         Memperhatikan tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
5.         Menentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).
6.         Penanganan spesifik
a.       Tidak memerlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
b.      tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
7.         Bila perdarahan :
a.    Berhenti: melakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
b.   Terus berlangsung: menilai kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
       2.2.7 Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam diagnosa dan masalah.
Subjektif    : Data yang diperoleh dari keterangan pasien
Objektif      : Data yang dip[eroleh dari pemeriksaaan petugas kesehatan
Assesment : Pendokumentasian dari hasil analisa dan interpretasi data   subjektif dan     objektif
Planing       : Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan atau tim medis


 BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Register    : 023
Tanggal           : 1 November 2011 Pukul       :07.00   WIB  
Tempat            : BPS Y
Pengkaji          : Bidan Y

I.               PENGKAJIAN
       A.   DATA S­UBYEKTIF
                1.    Identitas
Nama Klien     : Ny. L                         Nama Suami    : Tn. A
Umur               : 24 th                          Umur               : 25 th
Suku / Bangsa : Jawa                          Suku / Bangsa : Jawa
Agama            : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan      : SD                             Pendidikan      : SMP
Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan         : SWASTA
Penghasilan     : -                                 Penghasilan     :Rp 2.600.000
Alamat            : Gading RT.01/XIV, Alamat             :Gading RT.01/XIV,
                          Pacet , Mojokerto                                Pacet, Mojokerto  
No. Telp          : -                                 No. Telp          :085712453406
2.    Anamnesa
2.1       Kunjungan ke  : Ke 3
2.2       Keluhan Utama           : ibu mengatakan mengeluarkan bercak-         bercak darah dari jalan lahir dan  merasa mules
2.3       Riwayat Menstruasi
                                    Menarche        : 14 th
                                    Siklus              : 28 hari teratur setiap bulan
                                    Lamanya         : 6-7 hari
                                    Banyaknya      : 4x/ hari ganti softex
                                    Warna              : merah, sifat darah encer
                                    Bau                  : anyir
                                    Dismenorrhe    : ya
                                    Flour albus      : tidak
                                    HPHT              : 21-8-2011
                                    HPL                : 28-05-2012
2.4       Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
No
Suami  ke
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
KB
Hamil ke
UK
Jns Prslnn
Penolong
Tempat
Penyulit
Seks
BB /PB
Hidup
Mati
Laktasi
Penyulit
H  A M  I  L    I  N I















2.5       Riwayat Kehamilan Sekarang
                                    ANC   :  -  Trimester I            : 2x periksa
                                                       Keluhan                :  mual muntah berlebihan                                                              Terapi              :  makan sedikit tapi sering,                                                                                           menghindari bau yang                                                                                           menyengat   
                                    Pergerakan anak pertama kali ( Quickening ) : -        
                                    Imunisasi TT                           : 1 x sebelum menikah di  Bidan X
                                    Penyuluhan yang pernah didapat        : -
2.6     Riwayat Kesehatan
1.  Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung. Ginjal, asma, hepatitis, hipertensi, DM dll.
2. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah mempunyai penyakit jantung, paru, ginjal, asma, DM, hepatitis, hipertensi dll.

2.7    Pola Kebiasaan Sehari-hari
1.    Nutrisi
Sebelum Hamil
Selama Hamil
makan 3 x sehari, makan 4 sehat 5 sempurna
makan 1 x sehari, makan buah-buahan

2.    Eliminasi
Sebelum hamil
Saat hamil
BAB
Frek     : 1 x sehari
warna  : kuning
bau      : khas
Konsistensi  : lunak

BAK
 Frek     : 5 x sehari
Warna  : kuning,    jernih
Bau       : khas

BAB
Frek  : 1 x 2 hari
Warna: kuning kecoklatan
Bau        : khas
Konsistensi  : padat

BAK
Frek      : 8 x sehari
Warna  : kuning, jernih
Bau      : khas


3.    Personal Hygine
Sebelum hamil
Saat hamil
Mandi: 2 x sehari
 Gosok gigi: 3 x sehari
Ganti celana dalam  : 2 x sehari
Keramas : 3 x seminggu

Mandi    : 2 x sehari
Gosok gigi  : 3 x sehari
Ganti celana dalam  : 5 x sehari
Keramas : 3 x seminggu





4.     Pola istirahat
Sebelum hamil
Saat hamil
Tidur siang    : 2 jam
Tidur Malam : 8 jam

Tidur siang    : 1 jam
Tidur malam : 5 jam


5.     Pola aktivitas
Sebelum hamil
Saat hamil
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri

ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami

6.     Pola Seksual
Sebelum hamil
Saat hamil
ibu menyatakan melakukan hubungan suami istri sebanyak 3 x seminggu

Ibu menyatakan melakukan hubungan suami istri sebanyak 4 x seminggu


2.8       Riwayat Psikososial dan Spiritual
Status perkawinan                   : Resmi, kawin 1x
Umur pertama kawin              : 23 tahun
Lama kawin                            : 1 tahun
Pengambil keputusan              : suami dan keluarga
Status emocional         : suami, ibu dan keluarga senang      dengan  kehamilannya
Kegiatan spiritual                    : Melaksanakan sholat 5 waktu, mengikuti Pengajian, yasinan, dan berdoa demi kelancaran dalam persalinan nanti.



B. DATA OBYEKTIF
1.      Pe­meriksaan Umum
Keadaan Umum          : Lemah
Kesadaran                   : Composmetis
TTV                             : TD     : 100/60 mmHg
                                      S        : 37,50C
                                      N       : 100x / menit
                                      RR     : 24x / menit
2. Pemeriksaan Antropometri
BB       :           Sebelum hamil : 45 kg
                        Selama hamil               : 50 kg
TB       : 156 cm
LILA   : 24 cm
3.    Pemeriksaan Fisik
3.1 Inspeksi
Kepala           : Bersih, rambut warna hitam, tidak rontok,panjang
Muka             : pucat, tidak odema,tdk ada cloasma Gravidarum 
Mata              : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak Ikterus,
Hidung          : Bersih, simetris, tidak ada polip, tidak ada   sekret
Telinga          : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidk ada kelainan
Mulut dan gigi: Simetris, bersih,bibir kering, gigi tidak ada karies, tidak ada gigi palsu, mukosa mulut  bersih,   tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak   ada   pembesaran kelenjar tonsil.
Leher             : Bersih
Axila             : Bersih
Dada dan payudara   : Simetris, putinng susu menonjol,Hiperpigmentasi pada areola mammae,bersih
Abdomen      : Tidak ada luka bekas operasi
  Genetalia       : Bersih, berwarna kerbiruan, tidak ada kelainan
  Perinium        : Tidak ada luka parut
 Anus                : Bersih, tidak ada haemoroid
 Ekstremitas atas-bawah  : Simetris, tidak ada varises
3.2   Palpasi
Kepala                         : Tdk ada benjolan
Leher                           : Tidak ada pembesaran kelenjar tyiroid dan
                                       Vena jugularis
Axila                           : Tdk ada pembesaran kelenjar limfe
Dada & payudara        : Tdk ada nyeri tekan, tdk ada benjolan dan
                                       Kolostrum belum keluar.
Abdomen                    : TFU : 1 jr diatas sympisis,nyeri tekan (+)
3.3  Auskultasi
Dada   : Tidak terdengar whizhing dan Ronchi
    3.4   Perkusi
Lutut   : Reflek patela kanan-kiri baik
Perut    : Tidak kembung
II. Interpretasi Data
1. Diagnosa
    Ny. L G1P00000 hamil 10 mg dengan abortus iminens
2. Data dasar
 a)   Data Subyektif
Ibu mengatakan keluarnya bercak-bercak darah dari jalan lahir dan  mulas.
     b)   Data Objektif
TD            : 100/60 mmHg
Rr             : 24x/mnt
Suhu         : 37,5 oC,
BB            : 50 kg
Tb             : 156 cm
Lila           : 24 cm.
                  HCG test  :         (+)
                  TFU           : 1 jari diatas sympisis,nyeri tekan (+)
III.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
  Abortus imminens adalah potensial dari abortus insipiens
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU        KOLABORASI
Melakukan kolaborasi dengan dokter S.Pog
V. INTERVENSI/PERENCANAAN
Tujuan       : a. Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 jam diharapkan ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya yang mengalami abortus imminens
b. Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 x 24 jam diharapkan kondisi ibu sesuai dengan kriteria hasil yaitu :
Keadaan Umum               : Baik
Kesadaran                        : Composmentis
TTV                                  : TD     : 110/80  mmHg
                                                                    Suhu   : 37°C                                                                                                            RR      : 20 x/menit
                                                                   Nadi    : 80 x/menit
Rencana    : 1. Berikan dorongan moral pada ibu
                        R : Agar ibu tetap sabar dan tidak khawatir terhadap kehamilannya
2. Anjurkan ibu untuk bed rest
                        R : Agar mengurangi pendarahan
                   2. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seks dahulu
                        R : agar tidak menimbulkan kontraksi rahim
                   3. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG
                        R : Agar ibu mengetahui kondisi janin
VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Tanggal : 1 November 2011                                  Pukul :07.00 WIB
  1. Memberikan dukungan moral pada ibu
  2. Menganjurkan ibu untuk bed rest
  3. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu
  4. Menganjurkan ibu untuk periksa USG

VII. EVALUASI
Tanggal : 1 November 2011
Jam      : 08.00 WIB
S
Ibu mengatakan pendarahannya berkurang dan tidak mulas
O
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran         : Composmetis
TD                    : 110/80  mmHg
Suhu                 : 37°C
RR                    : 20 x/menit
Nadi                 : 80 x/menit
A
Masalah belum teratasi sepenuhnya
P
Kolaborasi dengan dokter dan terapi dilanjutkan