BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KONSEP DASAR TEORI
2.1.1 Pengertian
Abortus imminens adalah pengakhiran kehamilan sebelum
janin dapat mencapai 500 gr atau kurang dari 20 minggu yang ditandai dengan:
a.
Terdapat keterlambatan datang bulan.
b.
Terdapat perdarahan, disertai perut sakit
(mules).
c.
Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama
dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim.
d.
Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan
kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan
kontraksi otot rahim.
e.
Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
(Manuaba, 1998:218-219)
2.2.2 Etiologi
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti
tetapi terdapat beberapa faktor sebagai
berikut :
a)
Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan
kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan
pertumbuhan dapat terjadi karena:
1.
Kelainan kromosom
Kelainan
yang sering terjadi pada abortus spontan yaitu trisomi poliploidi dan
kemungkinan pada kelainan kromosom seks. (Sarwono, 1991:303)
2.
Lingkungan kurang sempurna
Bila
lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna,
sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
3.
Pengaruh dari luar
Radiasi,
virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun
lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh
teratogen. (Sarwono, 1991:303)
b)
Kelainan pada placenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya
karena hipertensi menahun. (Sarwono, 1991:303)
Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM.
(Manuaba, 1998:215)
c)
Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan
plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian
janin kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum dan
penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga dapat
menyebabkan abortus walaupun lebih jarang. (Sarwono, 1991:303)
d)
Kelainan tractus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaab
uterus dapat menyebabkan abortus.
Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi
inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester II ialah servik
inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi
berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit. (Sarwono,
1991:303)
2.2.3 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya
sebagian atau seluruh jaringan placenta menyebabkan perdarahan, sehingga janin
kekurangan nutrisi dan O2.
Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim
berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat
terjadi spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai
penyulit. Oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut, karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya :
1.
Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2.
Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat
disertai gumpalan.
3.
Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan
apapun, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak
anemis dan daerah akral dingin.
Bentuk
pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
Umur
hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
a)
Di atas 10 minggu, dengan pembentukan
placenta sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran
hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran placenta, berdasarkan proses
persalinannya dahulu disebut persalinan imaturus.
b)
Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari
minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak
dikeluarkan dapat terjadi
1.
Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah,
terjadi gumpalan mirip daging.
2.
Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol,
karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
3.
Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi,
terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng.
4.
Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung
terus, terjadi penipisan laksana kertas.
5.
Blighted ovum: hasil konsepsi yang
dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda kecil yang tidak berbentuk.
6.
Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak
dikeluarkan lebih dari 6 minggu. Bila keguguran pada umur lebih tua dan tidak
segera dikeluarkan dapat terjadi maserasi dengan ciri kulit mengelupas, tulang
belakang kepala berimpitan dan perut membesar karena asites/pembentukan gas.
(Manuaba, 1998:216-217)
2.2.4 Gambaran Klinis Abortus
Imminen
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan
keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis,
sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada
atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah
tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau
lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri
pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
2.2.5 Komplikasi
Keguguran
mempunyai penyulit sebagai berikut :
a.
Perdarahan
1.
Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
2.
Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga
menimbulkan syok.
b.
Infeksi
c.
Degenerasi ganas
1.
Keguguran dapat menjadi korio karsinoma
sekitar 15%-20%.
2.
Gejala korio karsinoma adalah terdapat
perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran/perlunakan rahim, terdapat
metastase ke vagina atau lainnya.
d.
Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat
terjadi perforasi dengan gejala
1.
Kiret terasa tembus.
2.
Penderita kesakitan, syok.
3.
Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan
infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220
e.
Terjadinya abortus insipiens
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang Abortus
Imminen
1.
Tes kehamilan positif jika janin masih
hidup dan negatif bila janin sudah mati
2.
Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan
apakah janin masih hidup
3.
Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada
missed abortion
4.
Data laboratorium
a.
Tes urine
b.
Hemoglobin dan hematokrit
c.
Menghitung trombosit
d.
Kultur darah dan urin
2.2.7 Penanganan
1.
Penanganan awal
Untuk penanganan awal yang memadai segera
lakukan penilaian dari:
a.
Keadaan umum pasien.
b.
Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak,
pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112×/menit).
c.
Bila syok disertai masa lunak di adneksa,
nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis, pikirkan kemungkinan
kehamilan ectopik yang terganggu.
d.
Tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi,
secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi,
gelisah atau pingsan).
e.
Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat
ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan
stabilisasi).
2.
Penanganan
spesifik
a.
Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus
atau tirah baring secara total.
b.
Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas
secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
c.
Bila perdarahan :
·
Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal
dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
·
Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji
kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil
ektopik/mola).
·
Pada fasilitas kesehatan dengan sarana
terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil
pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151)
2.2
KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS IMMINENS
2.1.1 PENGKAJIAN DATA
Merupakan
pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, anamnesa merupakan bagian yang
sangat penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan anamnesa dapat
menentukan sifat dan berat penyakit.
A.
Data subjektif
1.
Identitas
Meliputi identitas dari ibu dan
suaminya, yang mencakup :
Nama
|
:
|
berupa
nama lengkap sebagai identitas diri agar tidak terjadi kekeliruan dalam
memberi asuhan
|
Umur
|
:
|
Digunakan untuk penilaian klinis yang
di sesuaikan dengan umur
|
Suku
dan bangsa
|
:
|
digunakan
untuk mengetahui status sosial budayanya
|
Agama
|
:
|
untuk menentukan dukungan spiritual
|
Pendidikan
|
:
|
digunakan untuk pemberian pengetahuan
tambahan dan tingkat komunikasi
|
Pekerjaan
|
:
|
Digunakan
untuk menilai aktivitas pasien
|
Penghasilan
|
:
|
Digunakan sebagai acuan jika
sewaktu-waktu pasien harus di rujuk dan disesuaikan dengan keuangan
|
Alamat
|
:
|
berisi alamat lengkap agar mudah untuk
di hubungi apabila ada keperluan atau kepentingan dengan klien
|
No.
Telp
|
:
|
Jika sewaktu-waktu tenaga kesehatan
membutuhkan klien
|
2. Ananmnesa
2.1 Kunjungan ke : 2
2.2 Keluhan utama / Alasan
berkunjung
Meliputi keluhan yang
dirasakan dan alasan berkunjung, yang
disebabkan pasien dibawa berobat ke rumah sakit atau puskesmas.
Alasan ibu berkunjung : ibu mengatakan merasa mulas atau kram perut
2.3 Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 th
Siklus :
28 hari teratur setiap bulan
Lamanya :
6-7 hari
Banyaknya :
4x/ hari ganti softex
Warna :
merah, sifat darah encer
Bau :
anyir
Dismenorrhe : ya
Flour albus : tidak
HPHT :
21-8-2014
HPL :
28-05-2015
2.4 Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
No
|
Suami ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
KB
|
Hamil ke
|
UK
|
Jns Prslnn
|
Penolong
|
Tempat
|
Penyulit
|
Seks
|
BB /
PB
|
Hidup
|
Mati
|
Laktasi
|
Penyulit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.5 Riwayat kesehatan
yang lalu
Penyakit yang pernah diderita
pasien sebelumnya diketahui karena mungkin ada hubungannya dengan penyakit yang
diderita pasien saat ini dan bisa sebagai informasi untuk membantu pembuatan
diagnosis.
2.6 Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam
keluarga ada yang mengidap penyakit menahun seperti asma, paru-paru, jantung
ataupun penyakit menurun seperti diabetes dan hipertensi.
2.7 Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
makan 3 x sehari, makan 4 sehat 5 sempurna
|
makan 1 x sehari, makan buah-buahan
|
b. Eliminasi
Sebelum hamil
|
Saat hamil
|
BAB
Frek
: 1 x sehari
warna
: kuning
bau
: khas
Konsistensi
: lunak
BAK
Frek : 5 x sehari
Warna
: kuning, jernih
Bau : khas
|
BAB
Frek :
1 x 2 hari
Warna
: kuning kecoklatan
Bau : khas
Konsistensi
: padat
BAK
Frek : 8 x sehari
Warna : kuning, jernih
Bau : khas
|
c.
Personal Hygine
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
Mandi :
2 x sehari
Gosok gigi : 3 x sehari
Ganti
celana dalam : 2 x sehari
Keramas : 3 x
seminggu
|
Mandi : 2 x sehari
Gosok gigi : 3 x sehari
Ganti celana dalam : 5 x sehari
Keramas : 3 x seminggu
|
d.
Pola istirahat
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
Tidur siang : 2
jam
Tidur Malam : 8 jam
|
Tidur siang : 1
jam
Tidur malam : 5 jam
|
e.
Pola aktivitas
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
sendiri
|
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
dibantu oleh suami
|
.
f. Pola Seksual
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
ibu
menyatakan melakukan hubungan suami istri sebanyak 3 x seminggu
|
Ibu menyatakan melakukan hubungan suami istri
sebanyak 4 x seminggu
|
2.8
Riwayat
Psikososial dan Spiritual
Status perkawinan :
Resmi,
kawin 1x
Umur pertama kawin :
23
tahun
Lama kawin :
1
tahun
Pengambil keputusan: suami dan keluarga
Status emosional :
suami, ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya
Kegiatan spiritual :
Melaksanakan sholat 5 waktu, mengikuti Pengajian dan berdoa demi kelancaran
B.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan
fisik umum
a. Keadaaan
umum : Lemah
b. Kesadaran
: composmetis
c. TTV
:
TD : 100/70 mmHg
S : 37,50C
N
: 100x/mnt
RR
: 24x/menit
d.
Pemeriksaan Antropometri :
BB
: Sebelum hamil : 50 kg
Saat hamil : 51 kg
TB
: 150 cm
C.
Pemeriksaan Fisik
Kepala
|
:
|
bersih, penyebaran
rambut merata, tidak rontok, warna rambut hitam , tidak ada nyeri tekan
|
Muka
|
:
|
pucat,
dan tidak oedem
|
Mata
|
:
|
simetris,
konjungtiva pucat, sklera putih
|
Hidung
|
:
|
simetris,
bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
|
Telinga
|
:
|
simetris,
bersih
|
Mulut
dan gigi
|
:
|
bibir
pucat, gigi bersih, tidak ada stomatitis
|
Leher
|
:
|
Bersih,
tidak ada pembesaran vena jungularis,dan
tiroid
|
Dada
dan payudara
|
:
|
Payudara tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
abnormal
|
Abdomen
|
:
|
Nyeri dan kram,
bising usus normal
|
Genetalia
|
:
|
Terdapat
lendir darah, serviks masih menutup
|
Anus
|
:
|
Bersih
|
Ekstremitas
|
:
|
tidak
varises dan oedem
|
D.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2.
Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3.
Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
Data laboratorium
:
1. Tes urine
2. Hemoglobin
dan hematokrit
3. Menghitung
trombosit
4. Kultur darah
dan urine
2.2.2 Interpretasi data dasar
1. Diagnosa
: Ny. L G1P00000 hamil 10 mg dengan abortus iminens
2.
Data Dasar :
a.
Data Subjektif : Data yang di peroleh dari pasien
“Ibu
mengatakan merasa mulas
dan kram perut.”
b.
Data Objektif : Data yang di peroleh dari pemeriksaan
petugas
a)
Keadaan umum : Lemah
b)
Kesadaran : Composmetis
c)
Data antrometri : BB : 58 kg
TB : 150 cm
d)
Tanda tanda vital :
i. Tensi
: 100/70 mmHg
ii. Nadi
: 100 x/menit
iii. Suhu
: 37,5 0C
iv. RR : 24 x/menit
e)
Abdomen : nyeri dan kram perut
f)
Genetalia : terdapat bercak darah
g)
Pemeriksaan laboratorium : PP test
positif
2.2.3
Identifikasi
Masalah Potensial
a.
Perdarahan
a)
Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
b)
Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga
menimbulkan syok.
b.
Infeksi
c.
Degenerasi ganas
a)
Keguguran dapat menjadi korio karsinoma
sekitar 15%-20%.
b)
Gejala korio karsinoma adalah terdapat
perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran/perlunakan rahim, terdapat
metastase ke vagina atau lainnya.
d.
Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat
terjadi perforasi dengan gejala
a)
Kiret terasa tembus.
b)
Penderita kesakitan, syok.
c)
Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan
infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220)
e.
Terjadinya abortus insipiens
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan pertama
dan utama untuk mengatasi masalah dan mencegah terjadinya masalah potensial
yang mengancam keselamatan jiwa pasien seperti konsultan, kolaborasi, dan
rujukan.
“ Kolaborasi
dengan dr. S.Pog”
2.2.5 Intervensi
1.
Penanganan awal
Untuk
penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari:
a.
Observasi keadaan umum pasien.
R/ untuk mengetahui keadaan
umum pasien yang terkena abortus imminens
b.
Hati-hati dengan tanda syok (pucat,
berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112×/menit).\
R/ agar dapat mengatisipasi jika terjadi
bahaya pada ibu dan dapat mengatasi masalah ini
c.
Pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang
terganggu.
(Bila syok disertai masa lunak di adneksa,
nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis)
R/ supaya kita berhati-hati dan
teliti untuk menangani masalah abortus imminens
d.
Perhatikan tanda-tanda infeksi/sepsis (demam
tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang portio,
dehidrasi, gelisah atau pingsan).
R/agar dapat menangani bahaya-bahaya infeksi
pada abortus imminens
e.
Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat
ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan
stabilisasi).
R/agar
mengetahui keadaan pasien apakah perlu dirujuk atau tidak
2.
Penanganan spesifik
a.
Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus
atau tirah baring secara total.
R/supaya ibu dapat mobilisasi
b.
Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas
secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
R/agar tidak merangsang kontraksi uterus
c.
Bila perdarahan :
·
Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal
dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
R/untuk memperbaiki KU ibu
·
Terus berlangsung: nilailah kondisi janin
(uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil
ektopik/mola).
R/untuk mengatisipasi tanda bahaya pada janin
Pada fasilitas kesehatan
dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan
hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151
2.2.6
Implementasi
Semua rencana asuhan yang telah direncanakan pada
langkah ke lima dilaksanakan secara menyeluruh dan efisien.
1.
Melakukan observasi keadaan umum
pasien.
2.
Memperhatikan tanda syok (pucat, berkeringat
banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112×/menit).
3.
Memantau kemungkinan kehamilan ectopik yang
terganggu.
(Bila syok disertai masa lunak di adneksa,
nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis)
4.
Memperhatikan tanda-tanda infeksi/sepsis
(demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang
portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
5.
Menentukan evaluasi medis apakah pasien dapat
ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan
stabilisasi).
6.
Penanganan spesifik
a.
Tidak memerlukan pengobatan medis yang khusus
atau tirah baring secara total.
b.
tidak melakukan aktivitas secara berlebihan
atau melakukan hubungan seksual.
7.
Bila perdarahan :
a.
Berhenti: melakukan asuhan antenatal
terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
b.
Terus berlangsung: menilai kondisi janin (uji
kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil
ektopik/mola).
2.2.7 Evaluasi
Melakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam diagnosa dan masalah.
Subjektif
: Data yang diperoleh dari keterangan
pasien
Objektif : Data yang dip[eroleh dari pemeriksaaan
petugas kesehatan
Assesment
: Pendokumentasian dari hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif
Planing
: Rencana tindakan yang akan
dilakukan oleh petugas kesehatan atau tim medis
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
No. Register : 023
Tanggal : 1 November 2011 Pukul :07.00 WIB
Tempat :
BPS Y
Pengkaji : Bidan Y
I.
PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama
Klien : Ny. L Nama
Suami : Tn. A
Umur
: 24 th Umur : 25 th
Suku
/ Bangsa : Jawa Suku /
Bangsa : Jawa
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : SWASTA
Penghasilan : - Penghasilan :Rp
2.600.000
Alamat : Gading RT.01/XIV, Alamat
:Gading RT.01/XIV,
Pacet , Mojokerto Pacet, Mojokerto
No. Telp : - No. Telp :085712453406
2.
Anamnesa
2.1 Kunjungan
ke : Ke 3
2.2
Keluhan Utama : ibu mengatakan mengeluarkan bercak- bercak darah dari jalan lahir dan merasa mules
2.3 Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 th
Siklus : 28 hari teratur setiap bulan
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 4x/ hari ganti softex
Warna : merah, sifat darah encer
Bau :
anyir
Dismenorrhe : ya
Flour albus : tidak
HPHT :
21-8-2011
HPL :
28-05-2012
2.4
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan
Nifas yang Lalu
No
|
Suami ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
KB
|
Hamil ke
|
UK
|
Jns Prslnn
|
Penolong
|
Tempat
|
Penyulit
|
Seks
|
BB /PB
|
Hidup
|
Mati
|
Laktasi
|
Penyulit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.5
Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC :
- Trimester I : 2x periksa
Keluhan : mual muntah berlebihan
Terapi : makan
sedikit tapi sering, menghindari bau yang menyengat
Pergerakan anak pertama kali ( Quickening ) : -
Imunisasi TT :
1
x sebelum menikah di Bidan X
Penyuluhan yang pernah didapat : -
2.6
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung. Ginjal, asma, hepatitis,
hipertensi, DM dll.
2. Riwayat penyakit keluarga
Ibu
mengatakan keluarganya tidak pernah mempunyai penyakit jantung, paru, ginjal,
asma, DM, hepatitis, hipertensi dll.
2.7 Pola
Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
Sebelum Hamil
|
Selama Hamil
|
makan 3 x sehari,
makan 4 sehat 5 sempurna
|
makan 1 x sehari,
makan buah-buahan
|
2. Eliminasi
Sebelum hamil
|
Saat hamil
|
BAB
Frek : 1 x sehari
warna : kuning
bau : khas
Konsistensi : lunak
BAK
Frek : 5 x sehari
Warna : kuning, jernih
Bau :
khas
|
BAB
Frek : 1 x 2 hari
Warna: kuning kecoklatan
Bau : khas
Konsistensi : padat
BAK
Frek : 8 x
sehari
Warna : kuning, jernih
Bau : khas
|
3.
Personal Hygine
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
Mandi:
2 x sehari
Gosok gigi: 3 x sehari
Ganti
celana dalam : 2 x sehari
Keramas
: 3 x seminggu
|
Mandi : 2 x sehari
Gosok
gigi : 3 x sehari
Ganti
celana dalam : 5 x sehari
Keramas
: 3 x seminggu
|
4.
Pola istirahat
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
Tidur siang : 2
jam
Tidur Malam : 8 jam
|
Tidur siang : 1
jam
Tidur malam : 5 jam
|
5.
Pola aktivitas
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
sendiri
|
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
dibantu oleh suami
|
6.
Pola Seksual
Sebelum
hamil
|
Saat
hamil
|
ibu
menyatakan melakukan hubungan suami istri sebanyak 3 x seminggu
|
Ibu menyatakan melakukan hubungan suami istri
sebanyak 4 x seminggu
|
2.8
Riwayat Psikososial dan Spiritual
Status perkawinan : Resmi, kawin 1x
Umur pertama kawin : 23 tahun
Lama kawin : 1 tahun
Pengambil keputusan : suami dan keluarga
Status emocional :
suami, ibu dan keluarga senang
dengan kehamilannya
Kegiatan spiritual : Melaksanakan sholat 5
waktu, mengikuti Pengajian, yasinan, dan berdoa demi kelancaran dalam
persalinan nanti.
B. DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum :
Lemah
Kesadaran :
Composmetis
TTV : TD :
100/60 mmHg
S : 37,50C
N : 100x / menit
RR : 24x / menit
2. Pemeriksaan Antropometri
BB : Sebelum
hamil :
45
kg
Selama
hamil : 50
kg
TB : 156 cm
LILA : 24 cm
3.
Pemeriksaan Fisik
3.1 Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut warna hitam, tidak
rontok,panjang
Muka : pucat, tidak odema,tdk ada
cloasma Gravidarum
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak Ikterus,
Hidung : Bersih, simetris, tidak ada polip,
tidak ada sekret
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen,
tidk ada kelainan
Mulut dan gigi: Simetris, bersih,bibir kering, gigi
tidak ada karies, tidak ada gigi palsu, mukosa mulut bersih, tidak ada stomatitis, lidah bersih,
tidak ada pembesaran kelenjar tonsil.
Leher : Bersih
Axila : Bersih
Dada dan payudara :
Simetris, putinng susu menonjol,Hiperpigmentasi pada areola mammae,bersih
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : Bersih, berwarna kerbiruan, tidak ada
kelainan
Perinium
: Tidak ada luka parut
Anus : Bersih, tidak ada haemoroid
Ekstremitas
atas-bawah : Simetris, tidak ada varises
3.2 Palpasi
Kepala
: Tdk ada benjolan
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyiroid dan
Vena jugularis
Axila :
Tdk ada pembesaran kelenjar limfe
Dada
& payudara : Tdk ada nyeri
tekan, tdk ada benjolan dan
Kolostrum belum keluar.
Abdomen
: TFU : 1 jr diatas
sympisis,nyeri tekan (+)
3.3 Auskultasi
Dada : Tidak
terdengar whizhing dan Ronchi
3.4 Perkusi
Lutut : Reflek patela kanan-kiri baik
Perut : Tidak kembung
II. Interpretasi Data
1.
Diagnosa
Ny. L G1P00000 hamil
10 mg dengan abortus iminens
2.
Data dasar
a)
Data Subyektif
Ibu
mengatakan keluarnya bercak-bercak darah dari jalan lahir dan mulas.
b) Data Objektif
TD :
100/60 mmHg
Rr :
24x/mnt
Suhu :
37,5 oC,
BB :
50 kg
Tb :
156 cm
Lila :
24 cm.
HCG test :
(+)
TFU : 1 jari diatas sympisis,nyeri tekan (+)
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
POTENSIAL
Abortus imminens adalah potensial dari abortus insipiens
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Melakukan
kolaborasi dengan dokter S.Pog
V.
INTERVENSI/PERENCANAAN
Tujuan
: a. Tujuan jangka pendek
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 1 jam diharapkan ibu mengerti tentang kondisi
kehamilannya yang mengalami abortus imminens
b. Tujuan Jangka Panjang
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 3 x 24 jam diharapkan kondisi ibu sesuai
dengan kriteria hasil yaitu :
Keadaan
Umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
TTV
: TD : 110/80
mmHg
Suhu
: 37°C RR
: 20 x/menit
Nadi
: 80 x/menit
Rencana
: 1. Berikan dorongan moral pada ibu
R : Agar ibu tetap sabar dan tidak
khawatir terhadap kehamilannya
2. Anjurkan ibu untuk bed rest
R : Agar mengurangi pendarahan
2. Anjurkan ibu untuk tidak
melakukan hubungan seks dahulu
R : agar tidak menimbulkan kontraksi
rahim
3. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
USG
R : Agar ibu mengetahui kondisi janin
VI.
IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Tanggal : 1 November
2011 Pukul
:07.00 WIB
- Memberikan
dukungan moral pada ibu
- Menganjurkan
ibu untuk bed rest
- Menganjurkan
ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu
- Menganjurkan
ibu untuk periksa USG
VII.
EVALUASI
Tanggal
: 1 November 2011
Jam : 08.00 WIB
S
|
Ibu mengatakan pendarahannya
berkurang dan tidak mulas
|
O
|
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 37°C
RR : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
|
A
|
Masalah belum teratasi sepenuhnya
|
P
|
Kolaborasi dengan dokter dan
terapi dilanjutkan
|